Hidayatullah.com—Inggris pernah membuat rencana untuk melatih dan mempersenjatai 100.000 tentara oposisi Suriah untuk mengalahkah rezim Bashar Al-Assad.
Rencana rahasia itu, yang dirancang dua tahun lalu, merupakan buah pemikiran pejabat militer paling senior Inggris, Jenderal Sir David Richards, lansir BBC (3/7/2014).
Namun ketika itu, rencana tersebut dinilai perdana menteri dan Dewan Keamanan Nasional (NSC), serta para pejabat Amerika Serikat terlalu riskan, kata sumber-sumber dari Whitehall (istilah lain untuk menyebut pemerintahan Inggris, red)
Orang-orang dalam itu mengatakan kepada BBC Newsnight bahwa Richards, yang ketika itu menjabat kepala staf pertahanan dan sejak itu pensiun dari dinas militer, memperingatkan Downing Street hanya ada dua solusi untuk mengakhiri konflik berdarah di Suriah, yaitu membiarkan Assad menang atau mengalahkannya.
Oleh karena para menteri tidak mendukung jika tentara Inggris menginjakkan kaki di Suriah –seperti di Iraq dulu saat membantu AS menggempur Saddam Hussein –usulan Richards itu diwujudkan hanya dengan memberikan pelatihan sejumlah personel militer oposisi di Turki dan Yordania.
Upaya membantu oposisi Suriah mendongkel Assad itu diperkirakan membutuhkan waktu satu tahun, sementara pada saat yang sama oposisi mendapat waktu untu membentuk pemerintahan alternatif di luar ngeri.
Begitu tentara oposisi tersebut siap, mereka akan dikerahkan menuju Damaskus, dengan perlindungan dari jet-jet tempur negara-negara Barat dan Teluk.
Menanggapi soal tidak diwujudkannya rencana membantu tentara oposisi Suriah menggulingkan Assad itu Prof Michael Clarke dari Royal United Services Institute mengatakan, “Kita kehilangan kesempatan untuk melatih pasukan anti-Assad yang akan memiliki pengaruh nyata setelah dia (Assad) disingkirkan.” Meskipun demikian Clarke mengakui bahwa ongkos dan ketidakpastian keberhasilan dari rencana itu sangat tinggi.
Sekarang, kata Clarke, terlambat bagi Barat untuk terlibat langsung dalam masalah di Suriah.
Meskipun dulu rencana itu dianggap terlalu radikal, namun pekan lalu Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan dia sedang mengupayakan untuk menyediakan dana US$500 juta untuk melatih tentara oposisi Suriah, sebuah rencana yang menggema dari rencana Richards.*