Hidayatullah.com–Kementerian Dalam Negeri Mesir akan menyelidiki rekaman video yang beredar di media sosial tentang sekelompok pria bersenjata yang mengancam akan menarget fasilitas-fasilitas milik kepolisian di Kairo, lansir kantor berita MENA.
Dalam video itu tampak 12 orang pria berpakaian serba hitam, mengenakan topeng, mengusung senapan dan beberapa di antaranya mengacungkan simbol empat jari yang biasa ditampakkan para pendukung Al-Ikhwan Al-Muslimun dan mantan presiden Muhammad Mursy menyusul pembubaran kamp demonstran di Rabaa Al-Adawiyya Agustus 2013.
Video itu kabarnya dirilis pada hari Kamis (14/8/2014) dalam rangka memperingati satu tahun peristiwa pembubaran kamp demonstran pro-Mursy di Rabaa yang menimbulkan banyak korban tewas dan luka.
Berbicara dari sebuah jalan yang relatif sepi dan kumuh, pembicara utama dalam video itu mengaku bahwa mereka bukan anggota Al-Ikhwan Al-Muslimun. Dia dan teman-temannya merasa bosan melihat kelompok-kelompok Islam “yang tenang-tenang saja” dan mengatakan bahwa seharusnya tidak ada perdamaian dengan polisi.
Pria bersenjata itu menuding polisi membunuh dan menyiksa anggota kelompok Islam dan memperkosa para wanita. Dia juga menuding tentara, yang disebutnya “tentara Camp David” merujuk pada perjanjian Mesir-Israel, berpihak kepada Kementerian Dalam Negeri “yang membunuhi kami.”
Sebelumnya pada hari Kamis pagi, seorang sersan polisi ditembak mati oleh orang tak dikenal di daerah Helwan, Kairo Selatan.
Pada peringatan 1 tahun pembubaran kamp demonstran Rabaa kemarin 5 orang warga sipil tewas akibat bentrokan antara polisi dengan demonstran loyalis Mursy.
Sejak peristiwa Rabaa tahun lalu, Mesir menghadapi berbagai serangan, termasuk serangan bom. Kebanyakan serangan ditujukan kepada anggota polisi dan tentara, serta fasilitas aparat keamanan. Tidak kurang dari 500 orang tewas akibat serangan dari kelompok-kelompok bersenjata itu.
Asisten mendagri untuk urusan media Abdul Fattah Othman kepada MENA mengatakan bahwa Menteri Muhammad Ibrahim telah meminta agar dibentuk sebuah tim guna menyelidiki kelompok bersenjata dan orang-orang yang tampak dalam rekaman video itu.*