Hidayatullah.com—BlackBerry hari Jumat (20/9/2013) mengatakan akan memberhentikan 4.500 karyawannya, atau 40% dari karyawannya di seluruh dunia, menyusul laporan keuangan yang menunjukkan perusahaan merugi hingga $1 milyar.
BlackBerry mengatakan ingin menghemat biaya operasional sebelum kwartal pertama 2015, sehingga jika perlu akan memecat 7.000 orang dari karyawannya di seluruh dunia. Tahun 2012, BlackBerry sudah memecat 5.000 karyawan.
BlackBerry yang diluncurkan pertama kali tahun 1999 menguasai pasar telepon seluler pintar terutama di kalangan pebisnis sebelum iPhone memulai debutnya tahun 2007. Sejak iPhone merebak, ditambah kemunculan telepon genggam berbasis Android yang didominasi Samsung, pasaran BlackBerry terus menurun. Berbagai produk baru yang diluncurkannya tidak mampu mencetak laba.
Dalam pernyataannya yang dikutip Associated Press Presiden dan CEO BlackBerry Thorsten Heins menjelaskan, pengurangan karyawan merupakan tindakan yang harus dilakukan agar perusahaan bisa bersaing di industri yang kompetitif itu dan kembali mendapatkan laba.
Pada bulan Januari lalu, BlackBerry yang dulu bernama Research in Motion (RIM) mengatakan sedang berpikir untuk menjual dirinya. Perusahaan asal Kanada itu juga mempertimbangkan untuk kembali ke pola bisnis awal yang hanya melayani pelanggan korporat.
Colin Gillis, seorang analis BGC, mengaku tidak mengerti mengapa BlackBerry merasa perlu cepat-cepat mengumumkan kerugian yang dialami perusahaannya. “Apakah Anda benar-benar perlu untuk melakukannya pada pukul 3.15 sore pada hari Jumat? Tidakkah dapat ditunda satu pekan?” kata Gillis keheranan, sebab BlackBerry rencananya akan mengumumkan kondisi perusahaan pekan depan.
BlackBerry, ketika masih bernama RIM, di tahun 2008 merupakan perusahaan Kanada yang bernilai paling tinggi, yaitu $83 milyar. Tetapi kemudian harga sahamnya terus melorot dari $140 menjadi kurang dari $9.
Kerugian dan kemunduran BlackBerry, mengingatkan pada kejatuhan perusahaan raksasa teknologi asal Kanada lainnya, Nortel, yang berakhir dengan pernyataan bangkrut di tahun 2009.*