Hidayatullah.com–Seorang bekas menteri Bangladesh yang berpengaruh akhirnya menyerahkan diri ke polisi dan ditempatkan dalam kurungan hari Selasa (25/11/2014) setelah warga Muslim melakukan unjuk rasa di seluruh penjuru negeri menuntut agar politisi itu ditangkap terkait pernyataannya yang mengatakan ritual haji setiap tahun hanyalah tindakan pemborosan.
Abdul Latif Siddiqui menyerahkan diri sehari setelah warga Muslim memberikan ultimatum penahanannya, sepulangnya Siddiqui ke Bangladesh setelah beberapa lama tinggal di India dan Amerika Serikat di mana dia mengatakan ritual haji merupakan pemborosan.
Siddiqui “menyerahkan diri” hari Selasa siang kata juru bicara Kepoisian Metropolitian Dhaka Masudur Rahman kepada AFP.
Kepala Pengadilan Metropolitan Dhaka kemudian memerintahkan agar Siddiqui dijebloskan ke sel sebab dia tidak mengajukan pembebasan dari tahanan dengan uang jaminan, kata jaksa Abdullah Abu kepada AFP.
Pernyataan Siddiqui bulan September lalu mengundang kemarahan warga Muslim mayoritas penduduk Bangladesh termasuk para pengacara yang menuntutnya agar ditangkap. Mereka juga menuntut agar Perdana Menteri Syeikh Hasina –seorang sekularis– mundur dari jabatannya.
Sebagian warga bahkan ada yang menuntut agar Siddiqui dieksekusi.
Saat berada di New York, Amerika Serikat, Siddiqui terekam kamera televisi menyatakan penentangannya terhadap ritual haji dan kelompok Jamaah Tabligh.
“Sungguh mati saya menentang (ibadah)haji dan Jamaah Tablidgh,” kata Siddiqui –yang pergi haji tahun 1998– saat berpidato di depan banyak orang di New York.
“Dua juta orang pergi ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji merupakan pemborosan sumber daya manusia. Mereka yang pergi berhaji tidak punya produktivitas,” kata Siddiqui di bawah sorotan kamera televisi.
“Mereka (jamaah haji) memboroskan perekonomian, menghabiskan banyak uang di luar negeri,” imbuhnya.
Siddiqui menolak untuk meminta maaf atas pernyataan yang telah dilontarkannyaa itu, lapor koran-koran Bangladesh.
Menyusul komentarnya yang disiarkan luas di televisi itu kelompok Hefajat-e-Islam menyatakan Siddiqui telah “murtad”.
PM Hasina akhirnya memecat Siddiqui dari jabatannya sebagai menteri telekomunikasi ketika politisi itu masih berada di Amerika Serikat.*