sambungan artikel PERTAMA
Buah Tawakkal
Dari Umar radiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Seandainya kamu sekalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Dia akan memberikan rizki kepada kalian sebagaimana Dia telah memberi rizki (kepada) burung, ia berangkat pagi-pagi dengan perut yang kosong dan pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. At-Tirmidzi)
Seekor burung pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan ia bisa pulang dengan perut terisi makanan di sore harinya bahkan sambil membawa bekal untuk anak-anaknya, padahal burung itu kan tidak pernah mengenyam pendidikan, mengikuti seminar, pelatihan, motivasi layaknya manusia, kita juga jarang mendengar ada seekor burung yang mati kelaparan, kalaupun ada, biasanya burung-burung yang terpenjara dalam sangkar dan pemiliknya lupa memberi makan lantaran sedang pulang kampung atau memang sedang khilaf.
Lalu bagaimana dengan manusia?
Belajar dari seokor burung tentu seseorang bisa mengambil pelajaran berharga berupa makna tawakal, apalagi manusia dikaruniai oleh Allah Ta’ala berupa akal dan pikiran, seseorang juga diberikan kemampuan untuk mengais rizki yang halal lagi baik selama ada kemauan yang kuat.
Adapun yang harus kita lakukan saat ini adalah bergerak dan terus bergerak, tetap optimis, semangat, berpikir positif dan jangan takut akan kehidupan yang penuh lika liku, selama manusia berusaha dan bertawakal kepada Allah Ta’ala maka disitu akan ada jalan keluar baginya.
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.”
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً
“dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS: Ath Thalaaq; 2-3)
Seseorang hendaknya mengetahui bahwa buah dari tawakal adalah ketenangan hati serta ridha dengan ketentuan Allah Ta’ala, karena barangsiapa yang menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah Ta’ala dan ridha dengan apa yang ditentukan Allah Ta’ala untuknya maka sesungguhnya dia telah bertawakal.
“dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka[ ]. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).” (QS : Al Qashash ayat 68)
Ditambahkan di surat Al Ahzab ayat 36
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً مُّبِيناً
“dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.”
Buah dari sifat tawakal yang lain adalah mendapat jaminan di dunia berupa keselamatan dari fitnah dan godaan Syaitan serta mendapat jaminan di akherat berupa masuk surga tanpa hisab.
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaanNya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.” (QS : An Nahl ayat 99)
Dalam sebuah hadist disebutkan ada tujuh puluh ribu orang yang akan masuk ke dalam surga tanpa hisab dan azab, termasuk diantaranya adalah orang yang bertawakal kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benar tawakal.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Mereka adalah orang-orang yang tidak tathayyur (menentukan nasib baik atau buruk dengan mengaitkannya pada sesuatu hal berupa benda, makhluk, tempat dan waktu), tidak meminta diruqyah, tidak melakukan kay (pengobatan dengan besi panas) dan kepada Tuhan merekalah, mereka bertawakal.” (Muttafaq ‘alaihi)*/
Guntara Nugraha Adiana Poetra Pimred kajian dunia Islam progresif www.infoisco.com