Hidayatullah.com—Sebuah survei yang dilakukan oleh Turk Saglik-Sen, organisasi persatuan para pekerja kesehatan Turki, mendapati bahwa 90 persen dari para perawat di Turki tidak puas dengan besaran gaji yang diterimanya dan banyak yang terbelit hutang.
Turk Saglik-Sen melakukan survei itu dalam rangka memperingati Hari Perawat Sedunia, dengan melibatkan responden sebanyak 1.262 perawat dari seluruh wilayah Turki.
Sebanyak 90,3 persen responden mengaku memiliki hutang yang harus dibayar cicilannya secara berkala. Dari jumlah itu, 33,7 persen perawat mengaku hutang tersebut adalah untuk kebutuhan pribadi, sementara 29,1 persen lainnya memiliki hutang berupa cicilan rumah. Perawat yang terlilit hutang karena penggunaan kartu kredit mencapai 17,5 persen.
Hasil survei menunjukkan 91 persen responden berpendapat mereka tidak digaji secara cukup.
“Perawat-perawat kita dijadikan korban. Mereka tidak mendapatkan imbalan memadai untuk pelayanan yang mereka berikan,” kata Onder Kahveci kepada Today’s Zaman hari Senin (11/5/2015).
Presiden Turk Segluk-Sen itu menjelaskan lebih lanjut bahwa 80,6 persen responden menjawab ‘tidak’ ketika ditanya apakah mereka merasa diperlakukan adil dalam masalah upah. Hanya 13,8 persen responden yang mengaku diperlakukan ‘cukup adil’, dan cuma 5,6 persen yang menjawab upah yang diterimanya ‘sudah adil’.
Setengah lebih sedikit dari para perawat itu menilai jaring pengaman yang diberikan pihak rumah sakit untuk melindungi mereka dari resiko pekerjaan masih kurang memadai. Salah satu resiko pekerjaan yang harus dihadapi perawat adalah terkena amuk dan limpahan kemarahan keluarga pasien.*