Hidayatullah.com—Kuburan massal yang diyakini berisi mayat ratusan migran asal Myanmar dan Bangladesh telah ditemukan di Malaysia, kata menteri dalam negeri setempat.
Polisi menemukan 30 kuburan berukuran besar di dua lokasi di utara Perlis, yang berbatasan dengan Thailand, lansir Aljazeera dari media setempat Ahad (24/5/2015).
Menteri Dalam Negeri Ahmad Zahid Hamidi mengkonfirmasi penggalian kuburan massal tersebut yang terletak di dekat 17 kamp tahanan human trafficking di Padang Besar.
Kamp-kamp tersebut keadaannya terbengkalai ketika petugas tiba di sana, kata menteri.
Koran The Star melaporkan dalam situsnya bahwa hampir 100 mayat ditemukan di salah satu kuburan massal itu pada hari Jumat.
Reporter Aljazeera Florence Looi dari Kuala Lumpur mengatakan identifikasi dan verifikasi sisa-sisa jasad yang termukan itu masih berlangsung.
Seorang pejabat mengatakan, belum jelas diketahui apakah mayat-mayat itu merupakan orang-orang Muslim Myanmar atau yang dikenal di negara mayoritas Buddhis itu sebagai Rohingya.
Malaysia Utara merupakan salah satu rute yang dipakai para penyelundup manusia untuk memasukkan orang-orang perahu asal Myanmar, yang kebanyakan Rohingya, serta orang-orang Bangladesh yang ingin mencari penghidupan lebih baik ke Asia Tenggara.
Kawanan penyelundup manusia juga menggunakan wilayah selatan Thailand sebagai jalur operasinya.
Koran Utusan Malaysia mengatakan polisi meyakini temuan kuburan massal di wilayah Perlis itu berkaitan dengan kuburan massal yang ditemukan di sisi wilayah Thailand awal bulan ini.
Pada 1 Mei lalu, dua puluh enam mayat digali dari kuburan massal yang berada di Provinsi Songkhla, Thailand yang berbatasan dengan Perlis. Kuburan itu tidak jauh dari kamp yang diyakini terkait human trafficking.
Lebih dari 3.000 orang, kebanyakan dari Myanmar dan Bangadesh, bulan ini telah mendarat di Malaysia dan Indonesia setelah terombang-ambing di laut lebas di atas kapal-kapal kecil, menyusul operasi pemberantasan human trafficking yang dilancarkan Thailand.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak hari Kamis berjanji akan memberikan bantuan dan memerintahkan angkatan laut negaranya untuk menolong manusia perahu.*