Hidayatullah.com—Dunia politik Turki mengalami perubahan cukup drastis pada hari Sabtu (7/6/2015) setelah Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) kehilangan mayoritas di parlemen dan Partai Rakyat Demokrat (HDP) mendapatkan suara lebih dari 10 persen sehingga berhak mendapatkan kursi di lembaga legislatif.
Berkurangnya dukungan untuk AKP di parlemen menjadi pukulan bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan yang sedang berupaya untuk mengimplementasikan sistem presidensial.
Dengan pendapatan suara sekitar 12 persen, HDP kemungkinan besar akan mendapatkan jatah 80 dari 550 kursi yang ada di parlemen Turki. Prestasi itu termasuk besar untuk sebuah partai yang relatif belum lama berkiprah dan hanya memfokuskan pada masalah-masalah etnis Kurdi.
Berdasarkan sistem elektoral yang dipakai Turki, jika saja HDP gagal mendapatkan suara minimal 10 persen, maka AKP akan bisa menjadi mayoritas dengan menguasai 2/3 kursi di parlemen, jumlah yang diperlukan Erdogan untuk mengubah pemerintahan Turki menjadi sistem presidensial seperti yang diinginkannya.
AKP sendiri meskipun berhasil mempertahankan pendapatan suara mayoritas di ibukota Ankara, tetapi partai politik Islam terbesar di Turki itu kalah di dua kota besar, Istanbul dan Izmir.
Sementara itu partai oposisi CHP berhasil mempertahankan suara publik pendukungnya sebanyak 25 persen.
Partai Gerakan Nasionalis (MHP), yang sepertinya akan menjadi kawan koalisi AKP, berhasil menambah perolehan suaranya menjadi sekitar 17 persen dari 13 persen dalam pemilu 2011. Dari hasil pemilu tahun ini MHP akan mendapatkan 81 kursi, naik dari sebelumnya 53 kursi.*