Hidayatullah.com– Institute of Diplomacy and Foreign Policy Relations (IDFR), Kementerian Luar Negeri Malaysia menggelar diskusi bagaimana persiapan akhir menjelang pasar bebas ASEAN pada 1 Januari 2016 mendatang, di Jalan Wisma Putra, 50460 Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (03/10/2015) siang.
Diskusi yang digelar dalam ASEAN Roundtable Forum tersebut dibuka oleh Mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun Dato’ Sri Haji Abdullah bin Haji Ahmad Badawi.
Dalam sambutannya Badawi mengatakan pentingnya ASEAN untuk terus menerus mencari masukan dari berbagai pihak, utamanya forum-forum diskusi di berbagai negara ASEAN.
“Forum ini akan sangat bermanfaat untuk kemajuan ASEAN,” ujarnya seperti dalam rilis yang diterima hidayatullah.com, Sabtu (03/10/2015).
Ibrahim Yusuf akan memandu diskusi pada forum ini, sementara Nazarudin Nasution membawakan makalah “Moderate Islam and Pancasila dan Musni Umar mempresentasikan “Democracy and Human Right in Indonesia”.
Menurut Nazaruddin Nasution, anak-anak muda harus lebih banyak diberi kesempatan bicara dalam forum-forum ASEAN. Solusi paling mudah, agar ASEAN dikenal oleh anak-anak muda adalah memberikan mereka kesempatan untuk tampil di forum-forum ASEAN.
“Pertimbangkan usul-usulan mereka,” jelas Nazaruddin yang juga penulis buku ‘Dari Aktivis Menjadi Diplomat’ ini.
Sementara itu Hariqo Wibawa Satria mengaku bersyukur bisa ikut menghadiri forum tersebut. “Selama ini saya dan teman-teman hanya mensosialisasikan ASEAN di media sosial dan kampus-kampus, ketika Bang Nazar mengajak ke Malaysia untuk ikut rembug soal ASEAN, saya senang sekali.”
Banyak topik dibahasa dalam ASEAN Roundtable yang berlangsung hingga 05 Oktober 2015, di antaranya, Kesenjangan Pendapatan di ASEAN, Media Sosial dan Kebebasan Berekspresi di ASEAN, Pemberdayaan perempuan, penyelesaian sengketa antarnegara ASEAN, soal laut Cina Selatan, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia.
Dari Indonesia hadir Nazaruddin Nasution, M.A (Direktur INSIST, Mantan Dubes RI untuk Kamboja), Ibrahim Yusuf (Chairman of Executive Board of ICWA), Dr. Musni Umar (Sosiolog dan Eminent Persons Group), Hariqo Wibawa Satria (Komunitas Peduli ASEAN-@ASEANcom2015) dan Diana Putri (Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta).