Hidayatullah.com—Akhirnya mayoritas rakyat Amerika Serikat (AS) memilih presiden baru Donald Trump yang dikenal rasis dan anti Islam. Calon yang diusung Partai Republik ini meraup suara terbanyak dalam Pemilihan Umum Presiden yang digelar Selasa, 8 November 2016 waktu setempat.
Trump mengungguli Hillary Clinton dengan perolehan electoral college sebesar 247 berbanding 215. Butuh minimal 270 electoral college untuk meraih tiket sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45.
Meski tidak terlalu kaget, namun dunia sangat terkejut dengan terpilihnya biliuner kontroversial yang dikenal pernyataan-pernyataan kebenciannya terhadap Islam.
Sesuai janjinya saat kampanye, Trump akan memulai kerja dengan mendeportasi imigran gelap dengan catatan kriminal. Trump pernah membeberkan ada sekitar 2 juta jiwa imigran gelap di Amerika yang akan mendapat catatan kriminal, semacam surat tilang, kemudian dideportasi.
Jilat Yahudi, Calon Presiden AS Donald Trump Janji Menekan Palestina Akui Israel
Trump juga berjanji untuk mereformasi pemerintahan. Dia meniru pemimpin legendari AS, Abraham Lincoln yang berpidato ingin menyatukan kembali Amerika.
Trump berkali-kali menyampaikan pernyataan anti Islam. Ia pernah mengusulkan pengawasan di masjid-masjid Amerika Serikat. Baginya Muslim harus diawasi penegak hukum sebagai program kontra terorisme dan tidak peduli bila dianggap pengawasan masjid langkah “yang tak tepat secara politik.
Donald Trump Hina Pengungsi, Anaknya Samakan Pendatang dengan Permen
Ceesay yang berasal dari Gambia mengatakan ancaman terhadap warga Muslim membuat beberapa masjid mengetatkan pengamanan.
“Ia (Trump) membuat kami merasa tidak aman. Ia mengeluarkan banyak pernyataan (yang membahayakan kami),” tambah Sheikh Mamoudu Ceesay, imam di masjid di Davison dikutip BBC.