Hidayatullah.com–Dinas pertahanan sipil Gaza kerepotan menyelamatkan 21 orang setelah terowongan tempat lalu-lintas kebutuhan pokok di dekat Rafah dibanjiri oleh air laut oleh militer Mesir.
Para penolong Palestina telah menyelamatkan sekelompok penggali yang terjepit dibawah tanah setelah Mesir membanjiri terowongan tempat mereka berada dengan air di dekat Rafah pada Selasa pagi.
Tujuh orang dari mereka telah diselamatkan oleh Pertahanan Sipil Gaza sesaat setelah terowongan dibanjiri dengan air laut.
Setelah robohnya terowongan yang mencoba mereka perbaiki di Rafah, selatan Gaza, 21 pekerja selamat dari kematian. 14 pekerja lainnya ditemukan selamat kemudian.
Dinas Pertahanan Sipil Gaza mengatakan bahwa kelompok penggali berada di dekat pintu terowongan yang dibanjiri dan memutuskan untuk melarikan diri ke terowongan lain ketika terowongan tersebut runtuh. Para pekerja kemudian membuat jalan untuk kembali ke perbatasan Rafah Palestina.
Sebagaimana diketahui,  hari Senin, Mesir menghancurkan 20 terowongan sebagai alas an  menjaga Mesir dan perbatasannya dari âserangan terorisâ di Gurun Sinai, yang telah menyebabkan kematian lusinan prajurit Mesir, demikian dikutip laman middleeasteye.net.
Sejak blokade yang dilakukan Zionis-Israel-Mesir atas Gaza dimulai 8 tahun lalu, banyak terowongan telah dibuat sebagai penyambung hidup 1,8 juta penduduk pesisir pantai.
Bahan dasar untuk pembangunan dan bahan makanan telah diselundupkan melalui terowongan-terowongan tersebut.
Namun pasca serangan Gaza tahun 2014, pasukan Mesir justru melancarkan menghancurkan terowongan-terowongan.
âTerowongan-terowongan tersebut merupakan pintu bagi terorisme dan bantuan luar terorisme yang dari Gaza menuju Sinai,â kata Mayor Jenderal Mesir Khalid Okasha pada saat itu.
Pada Jumâat (11/9) lalu militer Mesir mulai memompa air laut dalam jumlah besar melalui pipa-pipa yang sudah dipasang sebelumnya di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, sebagai upaya untuk menghancurkan terowongan-terowongan Palestina di bawah perbatasan dengan menggenanginya.
Sebelumnya Otoritas Air di Jalur Gaza, dalam pernyataan dikutip PIC, Sabtu (19/09/2015), mengatakan gelontoran air laut dalam jumlah besar yang dilakukan militer Mesir di bawah perbatasan Palestina-Mesir untuk menghancurkan terowongan-terowongan, telah menyebabkan longsor besar pada tanah.
Langkah militer Mesir ini dinilai telah menjerumuskan penduduk desa daerah perbatasan tersebut pada bahaya. Otoritas Air di Gaza menyatakan air laut yang digelontorkan militer Mesir telah menyebabkan peningkatan tingkat keasinan tanah sehingga menyebabkannya tidak layak untuk ditanami.
Otoritas Air Gaza juga mengingatkan bahwa gelontoran di terusan-terusan air pada perbatasan dengan Jalur Gaza, menghancurkan keamanan air dan pangan.
Bulan Oktober tahun lalu, otoritas Mesir juga mendirikan sebuah zona bersih terowongan di pagar perbatasan dengan Jalur Gaza, tepatnya di Kota Rafah.
Zona penyangga yang luas nya 8,5 mil dibuat sepanjang perbatasan Mesir-Gaza  dan tentara Mesir meletakkan pipa air berukuran besar di sepanjang perbatasan untuk membanjiri terowongan-terowongan dengan air laut.
Langkah Mesir ini dipuji pihak Zionis-Israel. Pimpinan Angkatan Bersenjata Israel memuji upaya yang dilakukan pihak Kairo untuk menghancurkan terowongan-terowongan Palestina di perbatasan Rafah dengan istilah, âpelayanan yang tidak ternilai harganyaâ.
Sejak Presiden Abdel Fatah Al-Sisi berkuasa, militer Mesir terus melancarkan operasi pencarian dan penghancuran terowongan buatan warga Gaza untuk menghubungkannya dengan Mesir. [Baca: Rezim Mesir Terus Lancarkan Penghancuran Terowongan Gaza]
Tahun 2014, jumlah terowongan yang dihancurkan sudah tercatat 1.820 buah.*/Nashirul Haq AR