Hidayatullah.com—Seorang pejabat keamanan Libanon mengatakan bahwa anggota-anggota tim pencari fakta dari Libya, yang datang ke Beirut untuk menyelidiki kasus penahanan putra mendiang Muammar Qadhafi, telah meninggalkan negara itu karena alasan keamanan.
Pejabat tersebut mengatakan, pihak berwenang menyarankan agar delegasi dari Kementerian Kehakiman Libya itu meninggalkan Libanon, setelah mengabarkan tentang adanya ancaman terhadap keselamatan mereka. Delegasi itu pergi meninggalkan Libanon pada hari Selasa (29/12/2015), lapor Associated Press.
Pejabat Libanon itu tidak memberikan keterangan lebih lanjut. Dia berbicara tanpa menyebutkan identitasnya agar tidak melanggar peraturan yang berlaku.
Hannibal saat ini masih berada dalam tahanan pemerintah Libanon, setelah para penculiknya –yang tidak diketahui identitasnya– menyerahkan putra Qadhafi itu ke pihak berwenang di kota Baalbek pada awal bulan ini. Dia sedang ditanyai perihal hilangnya pemimpin Syiah Libanon Mousa Al-Sadr saat berkunjung ke Libya di tahun 1978.
Delegasi Libya tersebut datang ke Libanon untuk meminta agar Hannibal Qadhafi, 40, diekstradisi guna mempertanggungjawabkan kejahatan yang pernah dilakukannya selama ayahnya berkuasa.
Hannibal Qadhafi diduga kuat diculik oleh kelompok bersenjata Syiah, saat berusaha pergi ke luar negeri menyusul penggulingan kekuasaan dan pembunuhan atas pemimpin Libya Muammar Qadhafi tahun 2011.*