Hidayatullah.com–Menyusul pernyataan baru-baru ini oleh ISIL yang menyatakan bahwa kelompok perlawanan India yang menguasai Jammu Kashmir telah memberi kesetiaan mereka pada ISIS/ISIL, pemimpin pro-kemerdekaan Kashmir menyangkal pernyataan itu.
Sebelumnya pada minggu ini, di majalah online “Dabiq”, ISIL mengklaim bahwa milisi perlawanan pemerintah di Jammu Kashmir telah “menyatakan kesetiaan” pada kelompok ISIL dalam pertempuran mereka melawan “penyembah sapi Hindu”.
Hafiz Saeed yang mereka sebut “Penguasa Khurasan” membuat pernyataan di dalam sebuah wawancara dengan majalah tersebut. (Menurut ISIL, wilayah Khurasan termasuk Afghanistan, Pakistan dan Turkmenistan saat ini dan meluas ke bagian India dan China.)
Merespon klaim tersebut, pemimpin terkemuka pro-kemerdekaan Syed Ali Shah Geelani mengatakan tidak ada kelompok ISIL di Jammu Kashmir, dia menambahkan, “hanya menjadi alat bagi India; mereka akan mencoba segala upaya untuk memperburuk citra perjuangan rakyat Khasmir yang adil dan sungguh-sungguh,” ujarnya dikutip Worldbulletin baru-baru ini.
Geelani mempertanyakan apa motif ISIL dalam membuat klaim sepeti itu. Dia menambahkan bahwa, jika tujuan organisasi tersebut seperti yang mereka klaim sebelumnya, maka seharusnya “prioritas pertama mereka (ISIS) yang paling utama adalah pembebasan Masjid Al-Aqsa dari penjajahan Israel”.
Geelani juga menunjuk bahwa India telah mencoba menduduki paksa Jammu Kashmir selama tujuh dekade terakhir, sementara ketika itu ISIL masih “berumur dua atau tiga tahun”.
Sementara itu telah terjadi insiden di Jammu Kashmir, dimana terlihat para pengunjuk rasa mengibarkan bendera ISIS/ISIL, kepolisian India mengatakan pada Desember bahwa mereka sama sekali tidak menemukan jejak kehadiran ISIS/ISIL di wilayah tersebut.
“Setiap kasus [pengibaran bendera ISIS] sedang diselidiki; kami tidak menemukan ideologi seperti itu dimanapun,” kata K Rajendra, Direktur Jenderal Kepolisian India di Jammu Kashmir.
Pejabat senior kepolisian mengatakan pada Anadolu Agency (AA) bahwa bendera ISIS kadangkala digunakan oleh para pemuda yang berunjuk rasa untuk menarik perhatian media.
“Mereka sadar bahwa apa yang mengganggu media dan analis India — lebih dari bendera Pakistan — adalah bendera ISIS [ISIL]; hal ini akan menempatkan mereka di halaman depan koran-koran,” seorang pejabat senior kepolisian mengatakan pada Anadolu Agency.
Kashmir, wilayah Himalaya yang mayoritas Muslim, sebagian dikuasai India dan sebagian lainnya dikuasai Pakistan. Mereka saling mengklaim penguasaan dari Kashmir. Sedangkan sebagian kecil dikuasai oleh China.
Pakistan dan India telah berperang tiga kali — pada 1948, 1965 dan 1971 — sejak pembagian terakhir pada 1947. Dua dari konflik tersebut terjadi di Kashmir. Sejak 1989, kelompok perlawanan Kashmir di Jammu Kashmir telah berperang dengan pemerintah India dalam kemerdekaannya atau agar dapat bersatu dengan Pakistan.
Sejauh ini lebih dari 70.000 penduduk Kashmir telah terbunuh dalam konflik, kebanyakan dari mereka terbunuh oleh tentara India. Saat ini India telah menempatkan hampir setengah juta tentaranya di Jammu Kashmir.*/Nashirul Haq AR