Hidayatullah.com–Sebuah universitas swasta di Georgia, Amerika Serikat bisa dinilai memegang teguh prinsip-prinsip yang sudah mereka terapkan sejak awal. Hal ini terbukti dengan persayaratan yang mereka miliki dalam penerimaan pegawai di kampusnya. Mereka tidak akan menerima calon karyawan yang memiliki kelainan seks atau disorientasi seksual seperti; gay, lesbian, ataupun transgender (LGBT).
Atas kebijakan mereka ini, Kampus Katholik Shorter University dikecam banyak pihak terutama oleh lembaga perlindungan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT Alliance).
Menurut LGBT Alliance ini, kebijakan tersebut telah melanggar hak kaum minoritas yang telah dimandatkan dalam petisi ‘Personal Lifestyle’. Selain LGBT, mereka juga melarang seks sebelum menikah, perzinahan, ataupun penggunaan narkoba di kehidupan para karyawannya.
Hal ini diutarakan oleh Rektor Shorter University, Don Dowless. Dia mengatakan bahwa kebijakan tersebut merupakan hak prerogatif kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi yang dianggap melindungi staf kampus akamedis.
“Ini bukan masalah menyinggung orang, tetapi kami ingin mendeklarasikan siapa kami, identitas kami,” kata Dowless pada Kamis (3/11/2011) dikutip okezone.
Jika kebijakan di atas dilanggar, maka Shorter akan memecat karyawan kampus yang melanggar salah satu kebijakan tersebut.
Kepada WSBTV Dowless juga mengatakan para siswa tidak perlu menandatangani perjanjian ini.
Meskipun mendapat kecaman namun yang pasti kampus ini tetap bertekad untuk hidup sesuai dengan ajaran Yesus .
“Apa saja yang tidak ada dalam alkitab, kami tidak menyetujui,” katanya kepada WSBTV dikutip nydailynews.com.*