Hidayatullah.com—Pengadilan di Prancis hari Senin (8/2/2016) menunda persidangan atas Jenderal Christian Piquemal, seorang mantan komandan Legiun Asing Prancis, yang ditahan di Calais karena ikur serta dalam unjuk rasa kelompok rasis anti-Islam dan pendatang PEGIDA.
Piquemal, 75, bersama puluhan orang lainnya dijebloskan ke dalam tahanan pada hari Sabtu (7/2/2016) setelah terjadi bentrokan antara kelompok kanan-jauh yang berbasis di Jerman itu dengan polisi setempat.
Sekitar 150 orang berkumpul di pusat kota Calais dengan membawa tulisan antara lain “Ini rumah kami”, mengibarkan bendera Prancis dan menyanyikan lagu kebangsaan dalam unjuk rasa mendukung PEGIDA.
Polisi memberikan peringatan agar demonstran membubarkan diri dan menembakkan gas air mata agar mereka segera pergi.
Pensiunan jenderal Legiun Asing Prancis itu disebut-sebut sebagai dalang unjuk rasa pro-PEGIDA di Calais. Dia dijadwalkan disidang pada hari Senin kemarin di pengadilan dekat Boulogne-sur-Mer dengan dakwaan terlibat dalam kumpulan massa yang menolak bubar setelah ada peringatan aparat. Jaksa mengatakan sidang ditunda karena alasan kesehatan. Piquemal akan disidang lagi pada 12 Mei.
Piquemal memimpin Legiun Asing Prancis antara tahun 1994 dan 1999. Dia juga pernah menjadi wakil kepala kantor militer selama periode tiga perdana menteri sosialis tahun 1980-an dan 1990-an.
Menurut kejaksaan setempat, persidangan empat orang lainnya, yang didakwa membawa senjata api tanpa izin –termasuk sebuah senjata kejut dan metal pelindung kepalan tangan– akan disidang sesuai jadwal, lapor France24.
Calais merupakan salah satu titik panas dalam krisis migran Eropa belakangan ini. Sekitar 3.700 migran berkemah di pinggiran kota itu di kawasan yang dijuluki sebagai “hutan”. Para pendatang asing itu berharap bisa menyelundupkan diri, menyeberangi English Channel dan masuk ke wilayah Kerajaan Inggris, yang dipisahkan dengan daratan Benua Eropa oleh laut sempit itu, dengan menumpang truk atau kereta.*