Hidayatullah.com—LSM kemanusiaan terbesar di Turki IHH (Insani Yardim Fakvi), mengeluarkan pernyataan sikap terkait pulihnya hubungan Turki dan Israel. Pernyataan yang dirilis di laman resminya mavi-marmara.ihh.org.tr itu menyebutkan, IHH akan tetap melanjutkan langkah hukum terkait menghilangkan blokade terhadap Gaza. Di bawah ini pernyataan resminya;
“Hari ini menyusul perundingan diplomatik yang sedang berlangsung Israel dan Turki secara resmi telah mengumumkan kembali pulihnya hubungan kedua negara, yang menegang setelah serangan terhadap Mavi Marmara pada 31 Mei 2010.
Pengumuman Netanyahu atas nama Israel datang di waktu yang sama ketika Turki mengeluarkan pernyataan tentang itu. Dalam konferensi pers, Netanyahu menyatakan dengan sikap kemenangan bahwa “itu merupakan keberhasilan ekonomi yang luar biasa untuk Israel. Tidak berarti blokade pada Gaza dicabut dan tidak akan pernah dicabut. Turki telah menyetujui persyaratan kita.” Dia menyoroti bahwa Israel setuju untuk tidak membayar kompensasi tetapi memberi sumbangan sebesar 20 juta dollar asalkan kasus itu ditarik; langkah tersebut akan mencegah kasus ini menjadi contoh bagi kejahatan lain tentara Israel; sehingga perjanjian ini merupakan keuntungan yang signifikan. Sayangnya perjanjian pemulihan hubungan yang diumumkan oleh Turki mempunyai arti bahwa blokade atas Gaza diakui oleh Turki.
Sebenarnya Gaza bebas berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada 2005 dan berhak untuk bepergian dan melakukan bisnis tanpa bergantung pada siapapun. Embargo pada Gaza berarti bahwa Israel dianggap sebagai otoritas superior yang menentukan atas apa dan berapa banyak pasokan dapat memasuki Gaza dan ini merupakan permasalahan pokok dari perjanjian yang telah diumumkan.
Perjanjian pemulihan hubungan dapat dianggap sebagai peringanan blokade meskipun banyak ketentuan yang cukup ambigu. Bagaimanapun juga hal itu hanyalah merupakan sebuah izin setengah-setengah (parsial) yang diberikan pada Turki.
Pasokan apa dan berapa banyak pasokan yang akan Israel izinkan dibawa masuk oleh Turki ke Gaza masih menjadi sebuah tanda tanya besar. Tentunya pasokan masuk dan keluar dari Gaza seharusnya dapat bebas seperti di negara-negara lain.
Permasalahannya bukan memasukkan pasokan bantuan kemanusiaan ke dalam Gaza tetapi memastikan bahwa Gaza mempunyai kebebasan bertindak dan perdagangan mereka sendiri sehingga mereka tidak harus bergantung pada bantuan dari luar. Kebebasan ini telah dirampas dari Palestina dan ditakdirkan untuk bergantung hanya pada bantuan luar sementara hukum internasional memberikan itu pada setiap negara dan pemerintahan. Hal ini secara sederhana tidak dapat diterima.
Oleh karena itu, sebagai IHH kami ingin mengumumkan bahwa kami akan meneruskan upaya kami di semua bidang termasuk di arena hukum dan lapangan untuk menghilangkan blokade ilegal dan tidak dapat dibenarkan pada Gaza.
Sementara itu dilaporkan bahwa perjanjian ini memiliki sebuah ketentuan yang menetapkan bahwa donasi akan diberikan pada keluarga korban agar kasus di pengadilan dicabut. Tuntutan hukum itu tidak hanya diajukan oleh keluarga korban dan penduduk Turki tetapi juga korban internasional serangan Mavi Marmara yang berasal dari 37 negara berbeda. Tidak ada pencabutan tuntutan. Keluarga korban tetap teguh menolak menyerah dari perjuangan mereka atau mencabut tuntutan mereka sampai atau setidaknya blokade pada Gaza dihilangkan.
Sikap arogan Israel yang seolah-olah mengatakan “Aku membunuh orang dan membayarnya dengan uang berapapun harganya” tidak dapat diterima. Siapa yang akan melindungi penduduk Turki dari Israel di perairan internasional? Pemerintah Turki telah bertindak seperti itu dan datang untuk melakukan perjanjian dengan pihak Israel. Seperti yang telah kami katakan sejak awal, sebagai sebuah Organisasi Non Pemerintah (NGO) internasional kami tidak menyetujui adanya perjanjian dengan Israel. Kami tidak pernah terlibat dalam perjanjian maupun mengambil bagian sebagai sebuah pihak. Hingga hari ini kami telah menyuarakan peringatan dan saran kami.
Sejak saat itu dan seterusnya kami akan terus berdiri untuk penduduk Palestina melalui kasus pengadilan kami, tindakan kami menembus blokade, protes kami dan berbagai bantuan. Kasus pengadilan Mavi Marmara masih dilanjutkan. Kami berharap parlemen tidak mengesahkan persetujuan yang mempunyai arti bahwa Turki membebaskan para pembunuh ini. Mavi Marmara merupakan sebuah harapan di dunia Islam dan bagi orang-orang yang tertindas di seluruh dunia. Sudahlah menjadi tugas kami menjaga harapan yang menghidupkan kesadaran umum kemanusiaan ini. Kami ingin meneruskan kasus kami seperti yang seorang penduduk Palestina katakan “Siapapun yang menutup dirinya dengan Israel akan tetap telanjang.”
Mustafa Ozbek
IHH International Media Relations