Hidayatullah.com—Tiga petugas kepolisian tewas dan tiga lainnya luka-luka dalam aksi penembakan di Baton Rouge, ibukota negara bagian Louisiana, Amerika Serikat, lapor BBC hari Ahad (17/7/2016).
Seorang tersangka yang diduga melakukan aksinya sendirian ditembak mati di tempat kejadian, kata polisi. Laporan sebelumnya menyebutkan kemungkinan tersangka lebih dari satu orang.
Tidak jelas apa motif penembakan kali ini, atau apakah ada kaitannya dengan pembunuhan seorang pria kulit hitam oleh petugas kepolisian di kota itu hampir dua pekan silam.
Beberapa hari lalu, pembunuhan atas warga kulit hitam bernama Alton Sterling di Baton Rouge dan pembunuhan serupa lainnya di Minnesota oleh polisi, mengundang kemarahan masyarakat yang turun ke jalan-jalan di berbagai kota memprotes kebrutalan aparat.
Pembunuhan warga oleh aparat kepolisian itu juga menyulut aksi balas dendam yang dilakukan oleh seorang veteran kulit hitam, yang menembak mati 5 petugas kepolisian di kota Dallas.
Penembakan terhadap aparat itu terjadi ketika petugas merespon laporan tentang seorang pria yang membawa senjata laras panjang di sebuah jalan raya, kata Kolonel Mike Edmonson dalam konferensi pers. Dia mengatakan pelaku mengenakan pakaian hitam-hitam.
Sejumlah saksi melaporkan seorang pria menembak tanpa pandang bulu.
“Kami yakin bahwa orang yang menembak dan membunuh anggota kami adalah orang yang ditembak dan tewas di lokasi kejadian,” kata Edmonson.
Media AS menyebut orang itu Gavin Long, 29, warga Kansas City, Missouri.
Dua petugas yang tewas adalah anggota kepolisian Baton Rouge dan seorang petugas dari East Baton Rouge Parish Sherif. Ketiganya berstatus menikah dan memiliki keluarga.
Satu korban luka berada dalam kondisi kritis, sementara dua lainnya dalam keadaan stabil.
Juru bicara dari departemen sherif setempat mengatakan kepada stasiun televisi WAFB bahwa peristiwa terjadi dimulai menjelang pukul 9 pagi waktu setempat.
Seorang saksi yang diwawancarai mengatakan penembakan sepertinya sudah terjadi sebelum aparat hukum datang di lokasi.
Saksi bernama Brady Vancel mengatakan dia melihat kejadian yang sepertinya baku-tembak antar anggota kelompok geng sebelum polisi datang.
Seorang saksi wanita mengaku melihat seorang pria bersenjata mengenakan penutup wajah hitam dan pakaian ala militer.
Tahun-tahun belakangan di Amerika Serikat kerap terjadi aksi brutal maut oleh aparat kepolisian yang menyulut kemarahan dan dendam rakyat di berbagai daerah.*