Hidayatullah.com–Yunani mengatakan akan merombak kamp-kamp penampungan migran/pengungsinya di pulau-pulau yang berhadapan dengan Turki dan memastikan perbatasan tertutup guna mengantisipasi banjir migran pencari suaka.
Hari Rabu (20/11/2019) mengumumkan rencana Athena atas pulau-pulau tersebut. Alikivaiadis Stefanis, menteri pertahanan dan koordinator pemerintah untuk urusan migrasi, mengatakan bahwa rencana itu merupakan prioritas.
Dilansir RFI, dalam konferensi pers Stefanis menekankan bahwa langkah itu diambil guna “menunjukkan tekad kami dalam menangani krisis pengungsi,”
Pemerintah Yunani mengatakan akan merelokasi 20.000 pencari suaka ke kamp-kamp di Yunani daratan sebelum 2020.
Yunani mengatakan ingin menutup pertbatasan serapat mungkin dan akan mempekerjakan sekitar 400 penjaga tambahan untuk mengawal perbatassan darat dengan Turki dan 800 lainnya untuk mengawal pulau-pulau terluarnya.
Kamp-kamp yang berada di tiga pulau Lesbos, Chios dan Samos akan ditutup. Tempat-tempat itu sekarang menampung lebih dari 27.000 orang dalam kondisi yang menurut, kelompok-kelompok peduli HAM, sangat tidak manusiawi. Kamp-kamp itu dirancang hanya dapat menampung 4.500 orang.
Athena mengatakan akan mengganti kamp-kamp yang ditutup dengan fasilitas penampungan tertutup baru yang masing-masing berkapasitas 5.000 orang. Penampungan baru diharakan dapat mempermudah proses identifikasi, relokasi dan deportasi para migran/pengungsi.
Stefanis mengatakan bahwa untuk kamp-kamp yang berukuran lebih kecil di pulau Kos dan Leros, kapasistasnya akan diperbesar dan direnovasi.
Dia menambahkan, hanya organisasi non-pemerintah atau LSM yang memenuhi syarat tertentu yang diperbolehkan untuk beroperasi di sana guna membantu para migran/pengungsi.
Lebih lanjut Stefanis mengatakan, di tempat yang baru kebebasan bergerak para migran/pengungsi akan berubah. Mereka tidak lagi bisa bebas keluar-masuk kamp, melainkan akan dikurung sampai permohonan suakanya diterima, kemudian akan direlokasi ke wilayah Yunani daratan. Apabila aplikasi suaka mereka ditolak, maka mereka akan dideportasi ke Turki.
Kamp pengungsi yang baru akan diberikan akses ke ruang makan, sekolah dan ruangan untuk beribadah, tetapi mereka tetap berada di kawasan tertutup itu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sejak puncak krisis pengungsi 2015, Yunani menjadi salah satu pintu utama masuk ke wilayah Eropa.
Menurut data pemerintah, di pulau-pulau Yunani saat ini terdapat lebih dari 37.000 migran/pengungsi, di mana setiap hari ada seratusan orang tiba di sana.
International Organization for Migration mengatakan selain di pulau-pulau Yunani, saat ini ada 22.000 migran/pengungsi yang ditampung di kamp di Yunani daratan, yang juga sudah melebihi kapasitas.
Aksi protes bermunculan di sejumlah daerah di bagian utara Yunani guna mencegah upaya pemerintah merelokasi para migran/pengungsi.*