Hidayatullah.com–Militer Turki mengklaim telah meluncurkan 61 serangan artileri ke Jarabulus di utara Suriah dalam waktu 24 jam dan mengenai 20 sasaran.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Selasa kemarin, mereka mengklaim, serangan itu telah ‘mempertimbangkan semua sudut dan menunjukkan tingkat sensitivitas yang tinggi’ untuk memastikan orang sipil tidak menjadi sasaran, demikian kutip Reuters.
Tindakan Turki mengerahkan pasukannya menyeberangi perbatasan Suriah sejak seminggu lalu, memicu protes Washington.
Turki mengatakan, operasi militer itu bertujuan untuk membersihkan daerah perbatasan dari anasir militan IS (Daesh) dan milisi Kurdi (YPG), yang ditandai oleh Ankara sebagai kelompok teroris.
Ankara mengirim tank untuk membantu kelompok oposisi Arab Suriah untuk mengusir kelompok Daesh dari kota perbatasan Jarabulus minggu lalu, menurut AS, operasi militer Turki itu dilihat lebih menargetkan kelompok milisi yang bersekutu dengan YPG.
Wakil Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus mengatakan, pengiriman pasukan itu bagi milisi Kurdi menciptakan koridor sepanjang perbatasan bersangkutan, yang akan merangsang kebangkitan pemberontak Kurdi dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di garis depan.
Pembentukan zona penyangga antara daerah yang dikuasai Kurdi di timur laut dan barat laut Suriah dapat menyebabkan Turki terkepung di sepanjang perbatasan, kata Aykan Erdemir, seorang fellow senior di Yayasan untuk Pertahanan Demokrasi yang bermarkas di Washington.
“Akhirnya, Suriah akan terseret menjadi medan pertempuran antara Turki dan PKK yang telah berlangsung sejak 1984,” katanya.
Semalam, Turki mengatakan, ia akan terus menyerang milisi Kurdi dari Angkatan Demokratik Suriah (SDF) sehingga mereka mundur ke timur di seberang Sungai Eufrat.
Pihak militer mengatakan, ia telah membersihkan area seluas 400 kilometer persegi dari “elemen teroris” tetapi pemerintah menyatakan tentara akan maju sampai jauh ke selatan, ke arah kota Manbij yang disita SDF dari teroris IS (Daesh) awal bulan ini.
Tindakan Turki mengerahkan pasukannya menyeberangi perbatasan Suriah sejak seminggu lalu, memicu protes Washington.
Turki mengatakan, operasi militer itu bertujuan untuk membersihkan daerah perbatasan dari anasir militan IS (Daesh) dan milisi Kurdi (YPG), yang ditandai oleh Ankara sebagai kelompok teroris.
Ankara mengirim tank untuk membantu kelompok oposisi Arab Suriah untuk mengusir kelompok Daesh dari kota perbatasan Jarabulus minggu lalu, menurut AS, operasi militer Turki itu dilihat lebih menargetkan kelompok milisi yang bersekutu dengan YPG.
Wakil Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus mengatakan, pengiriman pasukan itu bagi milisi Kurdi menciptakan koridor sepanjang perbatasan bersangkutan, yang akan merangsang kebangkitan pemberontak Kurdi dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di garis depan.
Pembentukan zona penyangga antara daerah yang dikuasai Kurdi di timur laut dan barat laut Suriah dapat menyebabkan Turki terkepung di sepanjang perbatasan, kata Aykan Erdemir, peneliti dari Yayasan Pertahanan Demokrasi bermarkas di Washington.
“Akhirnya, Suriah akan terseret menjadi medan pertempuran antara Turki dan PKK yang telah berlangsung sejak 1984,” katanya.
Turki mengatakan, ia akan terus menyerang milisi Kurdi dari Angkatan Demokratik Suriah (SDF) sehingga mereka mundur ke timur di seberang Sungai Euphrate.
Pihak militer mengatakan, ia telah membersihkan area seluas 400 kilometer persegi dari “elemen teroris” tetapi pemerintah menyatakan tentara akan maju sampai jauh ke selatan, ke arah kota Manbij yang disita SDF dari teroris IS (Daesh) awal bulan ini.*