Hidayatullah.com—Sebuah perusahaan minyak raksasa China membantah terlibat skandal korupsi jutaan dolar, tetapi tim investigator Amerika Serikat bersikukuh skema suap telah dibuat sejak 2014 untuk memuluskan bisnis mereka di Afrika.
Aparat Amerika Serikat pekan lalu menangkap mantan menteri luar negeri Senegal dan bekas menteri dalam negeri Hong Kong dengan tuduhan penipuan.
Patrick Ho dan diplomat Senegal Cheikh Tidiane Gadio dituduh menawarkan suap $2 juta kepada Presiden Chad agar CEFC China Energy diberikan hak eksplorasi minyak, lapor RFI (23/11/2017).
Gadio dituding memainkan peran penting sebagai penghubung Ho dengan kepala negara Chad –Idries Deby– dan memberitahu presiden tersebut soal tawaran suap 2 juta dolar.
Sementara Ho dituduh memberikan Gado sebanyak 400 ribu dolar sebagai imbalan untuk usahanya membantu China.
Patrick Ho, sekarang mengelola sebuah organisasi non-pemerintah yang sepenuhnya didanai CEFC China Energy, dituduh mengatur skema suap serupa di Uganda.
Departemen Kehakiman Amerika Serikat menyatakan Ho menyuap mantan menteri luar negeri Uganda dan menjanjikan imbalan kepada menlu tersebut dan kepala negara Uganda, Yoweri Museveni.
Skema suap tersebut dibuat agar para pejabat tinggi itu memberikan keuntungan bisnis kepada CEFC China Energy, termasuk kemungkinan akuisisi sebuah bank Uganda.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dana sekitar $1 juta yang berkaitan dengan kedua kasus di atas, disebut-sebut ditransfer lewat New York, sehingga aparat hukum Amerika Serikat terlibat dalam penyelidikan.
Pemerintah Chad mengatakan kepada RFI bahwa tuduhan terhadap presiden mereka “murni fantasi” belaka.*