Hidayatullah.com–Penduduk Iraq kota Tal Afar (yang diduduki ISIS), yang kebanyakan populasinya merupakan garis keturunan Turki, menyuarakan kekhawatiran mereka atas partisipasi milisi Syiah dan kelompok teroris PKK dalam kampanye militer yang dilakukan untuk mengambil alih kembali Kota Mosul.
Dalam pernyataan pada Jumat, dikutip World Bulletin, Senin (08/11/2016), dewan lokal Tal Afar mendesak pemerintah pusat di Baghdad untuk mengirim pasukan untuk membersihkan kota itu dari unsur ISIS dan melindungi kota itu dari ancaman tambahan baik dari PKK atau Hashd al-Shaabi, sebuah kelompok cabang milisi Syiah.
“Jika permintaan kami tidak dituruti, semua pilihan akan diajukan ke hukum,” pernyataan itu menyatakan. “Kami akan membawa kasus kami ke arena internasional.”
Pemerintahan Turki telah berulangkali memperingatkan potensi konflik sekte jika milisi Syiah diperbolehkan memasuki kota Mosul yang mayoritas Sunni, sekitar 55 kilometer di timur Tal Afar.
Milisi Syiah telah lama dituduh melakukan tindak kriminal terhadap penduduk sipil Sunni di kota-kota Iraq yang mereka “bebaskan” dari ISIS, sepertk Fallujah dan Ramadi.
Minggu lalu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menekankan bahwa Turki akan mengambil “semua tindakan pencegahan yang diperbolehkan hukum internasional” jika Hashd al-Shaabi mengancam keamanan Turki dari Tal Afar.
Suku Turki di Tal Afar berkali-kali telah menjadi korban penindasan sejak ISIS menduduki kota itu – serta Mosul – di pertengahan tahun 2014.
Sejak itu, populasi Tal Afar telah anjlok dari setengah juta lebih hingga kurang dari 50.000.*/Nashirul Haq AR