Hidayatullah.com—Salah satu bioskop terkenal di wilayah Palestina dinyatakan ditutup, karena kehabisan uang, enam tahun setelah perayaan pembukaan kembali bioskop itu mendapat dukungan selebriti dunia dan menyedot perhatian internasional.
Bioskop Jenin dinyatakan ditutup hari Rabu pekan lalu (30/11/2016) setelah gagal menarik penonton beberapa tahun ini. Pekerjaan untuk merobohkan bangunannya sudah dimulai, lapor AFP Ahad (4/12/2016).
Dibuka kembali tahun 2010, dengan dukungan musisi dunia Roger Waters dan pesohor pegiat HAM Bianca Jagger, bioskop itu merupakan yang terakhir ada di Jenin, sebelah utara wilayah Tepi Barat Palestina.
Setelah pembukaannya kembali, yang mendapat perhatian besar dari media internasional, bioskop tersebut menjadi pusat kegiatan budaya dan teater. Namun, sekarang diperkirakan dibongkar untuk dijadikan pusat perbelanjaan (mall).
“Ini momen yang sangat mengecewakan dan menyedihkan,” kata Marcus Vetter, sutradara asal Jerman yang ikut menyokong upaya pembukaan kembali Bioskop Jenin, kepada AFP.
Menurut Vetter, ahli waris pemilik asli gedung bioskop itu menjualnya dengan harga 1,7 juta euro (24,3 miliar rupiah).
Dibangun tahun 1957, Bioskop Jenin dianggap salah satu bioskop terbesar dan paling mengagumkan di Palestina. Bisokop itu tutup menyusul Intifadah I, perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel yang dimulai tahun 1987.
Pembukaannya kembali pada tahun 2010 merupakan ide Vetter dan Ismael Khatib, pria Palestina yang mendonasikan organ putranya yang meninggal di usia 11 tahun untuk menyelamatkan anak-anak Israel, setelah bocah itu tewas ditembak tentara Israel pada 2005.
Khatib mengambil tindakan itu dalam rangka mempromosikan upaya perdamaian Palestina-Israel, tetapi dipandang kontroversial oleh sebagian pihak.
Kala itu, bioskop berkapasitas 335 kursi tersebut mendapat sokongan selebriti dunia. Sistem tata suaranya yang bernilai 100.000 euro disumbang oleh Waters, yang sejak lama menjadi aktivis pro-Palestina.
Bianca Jagger –bekas artis dan wanita pertama yang pernah dinikahi musisi rock Mick Jagger yang kemudian menjadi aktivis kemanusiaan dan goodwill ambassador Eropa– menghadiri perayaan pembukaan kembali Bisokop Jenin, yang dielu-elukan sebagai peristiwa budaya besar di wilayah Palestina.
Jenin, sebuah kota Muslim Palestina, adalah salah satu kota di mana perlawan-perlawan paling sengit rakyat Palestina menentang Israel terjadi selama dua kali Intifadah dan setelahnya.
Ditanya mengapa bioskop itu gagal menarik pengunjung, Vetter mengatakan hal itu disebabkan sikap konservatif warga kota serta ketakutan akan tudingan bahwa mengunjungi bioskop itu berarti menerima penjajahan Israel atas Tepi Barat selama 50 tahun ini.
“Orang-orang tidak benar-benar siap untuk pergi ke sana. Mereka mungkin juga agak takut dipersepsikan miring jika pergi ke sana,” kata Vetter.
Juliano Mer-Khamis, seorang aktor ternama keturunan Yahudi-Arab Israel yang terlibat dalam upaya menghidupkan kembali bioskop Jenin, ditembak mati di kota Jenin pada 2011 oleh orang bersenjata tak dikenal.
Pada tahun 2012, koran sayap kiri Israel, Haaretz, pernah melaporkan rumor yang katanya “kekurangsopanan” penginapan dekat bioskop tempat para aktivis dan sukarelawan menginap, juga ikut mencoreng reputasi Biskop Jenin.
Dina Aseer, seorang toko di pusat kesenian setempat, mengatakan mereka biasa menggunakan gedung bioskop itu tempat latihan anak-anak muda menari Dabke, tarian nasional Palestina.
“Kami punya band beranggotakan 25 orang dan sebuah sekolah Dabke dengan 150 murid dan tidak punya tempat,” kata wanita itu kepada AFP. “Bioskop Jenin adalah rumah kami.”
Meskipun bioskop itu akhirnya sekarang ditutup, Vetter mengaku tidak menyesal dengan proyek Cinema Jenin tersebut.
“Anda tidak bisa bayangkan betapa besarnya upaya yang dilakukan untuk membawa semua peralatan ke sana, mencari pendanaan, berjuang untuknya,” kata Vetter.
“(Jerih payah) itu adalah kisah dari sebuah mimpi. Dan paling tidak akhirnya mimpi itu pernah terwujud, ada ceritanya,” imbuh Vetter, yang bersama aktivis lain membuat beragam kegiatan untuk anak-anak Palestina yang dapat dilihat di situsnya cinemajenin.org.*