Hidayatullah.com—Tuduhan-tuduhan yang dikemukakan oleh koran terkemuka di Inggris, Times, bahwa pengasuh-pengasuh Muslim memperlakukan buruk seorang anak Kristen yang menjadi asuhannya, ditolak oleh tim investigasi dari Tower Hamlets Council. Berita itu sempat dikutip oleh sejumlah media nasional Inggris dan disebarkan di media sosial.
Pada bulan Agustus lalu koran Times, media sayap kanan milik Rupert Murdoch, menampilkan artikel berjudul “Christian child forced into Muslim foster care”. Di awal berita Times menulis, “Seorang anak Kristen berkulit putih diambil dari keluarganya dan dipaksa untuk tinggal bersama seorang pengasuh bercadar di sebuah rumah di mana dia diduga didorong-dorong untuk mempelajari bahasa Arab.”
Klaim yang ditulis dalam berita itu memicu Philip Hollobone, seorang anggota parlemen dari Partai Konservatif, menyerukan agar warisan budaya anak tersebut “dihormati oleh keluarga asuhnya, apapun agama kepercayaan mereka,” sebelum menambahkan, “dewan daerah perlu segera memeriksa kasus ini.” Kemudian anggota parlemen rekan satu partainya, Andrew Bridgen, berkomentar senada, “Ini rasanya salah. Ini adalah keputusan salah untuk kesejahteraan jangka panjang si anak,” lansir Daily Mail seperti dikutip RT Rabu (1/11/2017).
Artikel yang dimuat Times tersebut mendorong dilakukannya investigasi oleh seorang pekerja senior di dewan. Pejabat itu kemudian menggelar sejumlah sesi wawancara tersupervisi dengan anak tersebut dan neneknya dari pihak ibu, yang kemudian dijadikan dasar untuk dilakukannya investigasi lebih lanjut. Anak perempuan berusia lima tahun itu ditempatkan di dua rumah keluarga Muslim secara berturut-turut, sementara si nenek menunggu permohonannya untuk mendapatkan hak asuh atas anak tersebut dikabulkan.
Tuduhan yang mengatakan bahwa selama dalam asuhan keluarga Muslim gadis kecil itu dicopot kalung salibnya, dibantah oleh hasil investigasi dewan Tower Hamlets.
“Anak itu tidak pergi ke tempat pertama dengan mengenakan kalung salib itu. Investigasi ini mendapati bahwa anak itu kemungkinan besar kehilangan kalung salibnya sebelum dia ditempatkan di sana,” tulis laporan investigasi Dewan Tower Hamlets seperti dikutip RT. Kalung salib kedua milik anak itu sekarang berada di tangan neneknya dari pihak ibu, setelah para pekerja sosial menilai kalung itu terlalu berharga untuk dipakai oleh si anak.
Lebih jauh hasil investigasi menyebutkan, “Terkait tuduhan bahwa anak itu tidak bisa makan daging babi, Tower Hamlets mendapati bahwa tidak ada penolakan atas makanan-makanan yang dibawa untuk anak itu oleh sang ibu dengan alasan agama.”
Klaim bahwa si anak didorong-dorong untuk berbicara bahasa Arab dan “si pengasuh membuat pernyataan yang melecehkan tentang wanita-wanita Eropa” merupakan tuduhan yang termasuk dibantah oleh hasil penyelidikan dewan tersebut.
The Times should seriously hang their heads in shame https://t.co/B4j9cZOwTY pic.twitter.com/KjR1N902MH
— The Poisonous Euros Atmosphere Fan (@DawnHFoster) November 1, 2017
Dewan mencatat bahwa nenek anak tersebut merasa tertekan dan dibuat marah oleh tuduhan-tuduhan yang diarahkan kepada para pengasuh cucunya, yang menurutnya tuduhan itu salah dan dusta.
“Anak itu mengatakan kepada neneknya bahwa ‘dia merindukan pengasuh angkatnya dan bertanya kepada neneknya dari pihak ibu apakah dia bisa mengontak keluarga tersebut.’,” tulis laporan itu.
Tim investigasi menyimpulkan, “Meskipun si ibu memperselisihkan sejumlah temuan, pihak berwenang setempat meyakini bahwa selama ini para pengasuhnya memberikan kehangatan dan perawatan yang layak kepada anak tersebut. Pihak berwenang setempat terkesan dengan kepedulian dan komitmen yang ditunjukkan oleh pengasuh-pengasuh anak tersebut.”
Menanggapi tuduhan-tuduhan palsu yang dibuat oleh koran sebesar Times itu, seorang penulis dan kolumnis The Guardian, Dawn Foster, berkomentar lewat Twitter dengan mengatakan “seharusnya [wartawan] Times malu dan menggantung kepala mereka.”*