Hidayatullah.com–Perdana Menteri Libanon, Saad Al-Hariri mengumumkan pengunduran dirinya hari Sabtu (04/11/2017) setelah mengakui bahwa dia takut menerima nasib yang sama seperti ayahnya, Rafik al-Hariri, dibunuh oleh seorang pembunuh bayaran.
Berbicara di Arab Saudi yang disiarkan stasiun televisi, Al-Hariri merujuk pada pembunuhan ayahnya, mantan PM Rafik al-Hariri pada 2005 lalu.
“Kita hidup di suasana serupa, dalam atmosfer yang terasa sebelum pembunuhan martir Rafik al-Hariri. Saya merasakan ada rencana sembunyi-sembunyi untuk mengincar nyawa saya,” kata Saad al-Hariri di Riyadh seperti dikutip Reuters.
Pria yang menjabat perdana menteri sejak Desember 2016, setelah memangku posisi serupa pada periode 2009-2011, juga menuduh Iran menuai “ketakutan dan kehancuran” di beberapa negara, termasuk Libanon.
Al-Hariri turut menyerang gerakan Syiah Hizbullah dukungan Iran yang memiliki kekuasaan di Libanon. Menurutnya, Libanon akan “memotong tangan-tangan keji yang menjulur ke negara” seraya menyebut “Iran dan para pendukungnya”.
Hariri mengkritik Iran, dengan mengatakan bahwa negeri Syiah itu banyak mencampuri uruan negera-negara Arab dan menimbulkan keresahan. Milisi Syiah Hizbullah, yang menurutnya menikmati dukungan Iran, juga mendapat kecaman dari Hariri, yang diangkat menjadi perdana menteri akhir tahun 2016.
Pengunduran diri Hariri terjadi setelah melakukan perjalanan ke negara sekutunya Arab Saudi, yang merupakam saingan utama Iran di kawasan.
Selama ini Al-Hariri dan keluarganya dikenal dekat dengan Kerajaan Saudi, pesaing Iran di Timur Tengah.
Sementara Iran mengatakan tudingan Al-Hariri “tidak terbukti”. Iran juga mengatakaan, pengunduran diri Hariri menciptakan ketegangan di kawasan.
Baca: Anggota Hizbullah Pembunuh Rafik Hariri Mulai Disidang di Den Haag
Saad menjadi Perdana Menteri Libanon akhir tahun lalu setelah sebuah kesepakatan politik yang membuat Michel Aoun menjadi presiden negara tersebut.
Pengunduran Hariri menjadi kejutan besar bagi kestabilan politik Beirut, menjatuhkan pemerintah koalisi dan membawa Libanon ke dalam krisis politik baru. Seorang menteri pemerintah Arab Saudi mengatakan Hariri berada di Riyadh untuk memastikan keamanannya.
Sementara itu, Presiden Libanon Michel Aoun mengatakan dirinya telah menerima berita tentang Saad dari luar Libanon. Aoun sedang menunggu Saad untuk kembali dari Arab Saudi untuk mengumumkan pengunduran dirinya secara formal.*