Hidayatullah.com—Pasca dipecat dari partainya sendiri, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe bersumpah akan tetap berkuasa hingga beberapa pekan ke depan meski tuntutan agar dirinya mundur terus berkumandang.
Dalam sebuah pidato langsung di televisi, pria berusia 93 tahun tersebut menegaskan bahwa ia akan memimpin kongres partai pada Desember mendatang.
“Kongres partai berkuasa Zanu-PF akan terlaksana dalam beberapa minggu ke depan, dan saya akan memimpin proses itu,” katanya.
Ucapan Mugabe menyiratkan bahwa dia akan tetap berada pada kursi pemerintahan, setidaknya hingga pertengahan Desember 2017.
Partai paling berkuasa di Zimbabwe, ZANU-PF hari Senin, dilaporkan telah memecat Robert Mugabe sebagai pemimpin mereka. Ini merupakan langkah terbaru yang diambil ZANU-PF untuk mengakhiri rezim Mugabe.
Baca: Militer Kuasai Zimbabwe, Presiden Robert Mugabe jadi Tahanan Rumah
Pemecatan Mugabe terjadi setelah adanya pertemuan komite utama ZANU-PF. Posisi Mugabe diketahui digantikan oleh Emmerson Mnangagwa, yang tidak lain adalah mantan Wakil Presiden Zimbabwe yang beberapa waktu lalu dipecat oleh Mugabe.
“Dia telah dilengserkan. Mnangagwa adalah pemimpin baru kami,” kata seorang anggota senior ZANU-PF yang berbicara dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Ahad (19/11/2017).
Dia juga menambahkan, istri Mugabe, Grace Mugabe juga telah dicopot dari jabatannya sebagai kepala Liga Perempuan ZANU-PF, dan telah dikeluarkan sebagai anggota partai itu.
Sementara itu, sebelumnya Kepala veteran perang pembebasan Zimbabwe, Chris Mutsvangwa mengatakan ZANU-PF akan melengserkan Mugabe sebagai Presiden Zimbawe dalam waktu dekat. Dia juga menyebut Mugabe meminta waktu kepada anggota partai agar dia turun takhta secara terhormat.
Kegembiraan terlihat di jalanan ibukota Zimbabwe, Harare, saat demonstrasi yang menuntut pengunduran diri Presiden Robert Mugabe berubah menjadi perayaan atas peran tentara mengakhiri cengkeraman kekuasaan pemimpin itu.
Baca: Robert Mugabe Enggan Mundur Meski Ditekan Oposisi dan Gereja
Para demonstran memeluki dan menyoraki tentara di kerumunan. Seorang demonstran mengatakan kepada BBC bahwa hari itu adalah “sebuah awal yang baru”. Pawai tersebut didukung oleh tentara dan anggota partai Zanu-PF yang berkuasa
“Dan inilah saatnya bagi rakyat Zimbabwe untuk mengatakan: Mugabe harus pergi dan harus pergi. Kami tidak sabar untuk menyingkirkannya. Bagi kami, ini adalah akhir dari pemerintahan otoriter dan kami akan mengambil Zimbabwe kami kembali,” kata seorang peserta sebagaiman ditulis BBC.
Mugabe, 93 tahun, berada dalam tahanan rumah sejak pengambilalihan tentara pada hari Rabu (15/11/2017), namun pada hari Jumat dia tampil di publik untuk pertama kalinya. Dia hanya membuka wisuda di sebuah universitas tempat dia menjadi kanselir.
Militer bergerak setelah terjadi perebutan kekuasaan atas penerus Mugabe.
Militer mengatakan bahwa pihaknya “berunding” dengan Mugabe dan akan memberi tahu masyarakat tentang hasil perundingan “sesegera mungkin”.
Mugabe telah memimpin Zimbabwe sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1980.*