Hidayatullah.com–Dalam kunjungan ke Israel dan Tepi Barat, Rice mengatakan Israel dan Palestina juga sepakat bekerja sama untuk memastikan penarikan mundur tersebut berlangsung damai.
Menlu AS itu memuji kesepakatan tersebut sebagai langkah bersejarah menuju penyelesaian konflik Timur Tengah.
Namun, PM Israel Ariel Sharon menegaskan kembali, takkan ada kemajuan bagi rencana ”peta jalan” damai yang didukung AS, kecuali jika Otoritas Palestina melucuti senjata dan membubarkan kelompok-kelompok militan.
Rencana damai tersebut mengarah pada pembentukan negara Palestina merdeka, yang semestinya berdiri pada tahun ini juga.
”Israel dan Otoritas Palestina sepakat, permukiman di Gaza akan dihancurkan,” kata Rice, dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Sharon. ”Karena itu, kedua belah pihak akan bekerja sama menuju rencana penghancuran dan pembersihan permukiman tersebut.”
Para pejabat Palestina mengatakan, mereka lebih suka rumah-rumah beratap merah itu diratakan, sehingga perumahan baru Palestina dapat dibangun di kawasan pantai yang padat tersebut.
Jalur Gaza dihuni 1,3 juta warga Palestina. Israel menduduki wilayah tersebut sejak perang 1967, dan kemudian mendirikan 21 permukiman Yahudi di sana.
”Itu merupakan pilihan Palestina. Padahal, jika mereka menginginkan rumah-rumah itu, mereka bisa mendapatkannya,” kata juru bicara Deplu Israel Mark Regev.
Sabtu lalu, tentara Yahudi melakukan serangan membabi buta di kawasan celah sempit Jalur Gaza. Berbagai laporan yang disampaikan oleh sejumlah sumber Palestina menyebutkan bahwa tentara Yahudi yang ditempatkan di pemukiman Yahudi Kfar Darum hari melakukan tembakan secara kalap di kawasan Pedesaan Wadi As-Salqa, Jalur Gaza. Akibat serangan membabi buta itu, seorang warga Wadi As-Salqa berusia 20 tahun dilaporkan menderita cedera yang cukup parah.
Laporan lainnya juga menyatakan bahwa tentara Yahudi melakukan tembakan brutal ke arah warga Palestina di wilayah perbatasan Rafah, Jalur Gaza selatan. Aksi penembakan itu dilaporkan mencederai seorang anak kecil. (rtr/irib)