Hidayatullah.com—Salah satu kelompok media terbesar di Turki, Dogan Media Company, dijual ke seorang konglomerat propemerintah Turki pada hari Rabu (21/3/2018).
Dogan Media Company, dimiliki oleh Aydin Dogan, menjual aset medianya ke Demiroren Holding, yang memiliki bisnis utama di bidang energi dan konstruksi, tetapi juga menggarap sektor pariwisata dan media.
Dilansir New York Times, berbicara tanpa ingin identitasnya diungkap seorang perwakilan Demiroren Holding mengkonfirmasi penjualan itu kepada Reuters, tetapi tidak menyebutkan berapa nilainya.
Koran propemerintah Turki, The Daily Sabah, menyebut nilai penjualan tersebut sekitar $1,2 miliar.
Dogan Media adalah pemilik koran Hurriyet dan Posta, serta dua kanal hiburan dan berita terbesar di Turki, yaitu Kanal D dan CNN Turk.
Pemerintah Ankara menuding kelompok media ini bias terhadap pemerintah Turki pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan partai penguasa AKP.
Pada tahun 2009, Dogan Media didenda $2,5 miliar untuk pajak yang katanya tidak dibayarkan, sebuah keputusan yang dipandang sebagai upaya pemerintah menghukum pihak-pihak yang kritis terhadap pemerintahan Erdogan, yang kala itu menjabat perdana menteri dan kemudian menjadi presiden Turki.
Setelah dihukum denda, Aydin Dogan dipaksa menjual dua koran miliknya kepada Demiroren.
Pada tahun 2014, dalam percakapan telepon yang bocor ke publik antara Erdogan Demiroren (pemilik Demiroren Holding) dan Recep Tayyip Erdogan, terdengar suara Demiroren meminta maaf atas sebuah artikel yang dimuat Milliyet.
“Apakah saya membuat anda kesal, bos?” tanya Demiroren kepada Erdogan, yang menyemprotnya karena tulisan soal pertemuan rahasia antara pejabat intelijen Turki dengan perwakilan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dicap teroris oleh pemerintah.
Demiroren terdengar mengemis minta maaf dan berjanji akan mencari siapa pembocor pertemuan rahasia tersebut.
“Proses mengumpulan industri media Turki dalam satu tangan seperti model Putin komplet sudah,” kata Kadri Gursel, seorang jurnalis veteran lewat Twitter soal penjualan Dogan Media ke Demiroren Holding.
Gursel dibebaskan tahun lalu setelah mendekam dalam penjara selama 11 bulan, tetapi masih menghadapi tuntutan hukum dengan tuduhan membantu sebuah organisasi teroris, tuduhan yang dibantah oleh Gursel.
“Dengan pengambilalihan ini termasuk Hurriyet, industri media massa Turki menjadi berada di bawah kontrol politik langsung Presiden Erdogan,” katanya lewat Twitter seperti dikutip New York Times.
Menurut Committee to Protect Journalists, tidak ada negara lain di dunia yang menandingi Turki dalam hal jumlah jurnalis yang dijebloskan ke penjara oleh penguasa.
Per Januari 2018, Turkish Journalists Association mengatakan 154 anggotanya dijebloskan ke penjara.
Cem Kucuk, seorang komentator propemerintah dan aktivis media sosial yang terkenal karena pelecehannya terhadap para jurnalis yang kritis terhadap pemerintah, memberikan selamat kepada Aydin Dogan lewat Twitter.
Dia mengatakan bahwa jurnalis-jurnalis yang loyal kepada Recep Tayyip Erdogan yang bekerja di Dogan Media Company sekarang bisa merasa “lega.”
Media Turki sekarang akan menikmati “masa-masa tenang,” ujarnya.*