Hidayatullah.com–Para wakil rakyat di Suriname menilai festival yang menampilkan tokoh Sinterklas merupakan salah satu bentuk rasisme yang tidak memberikan contoh baik kepada anak-anak. Untuk itu perayaan yang menampilkan Sinterklas perlu dilarang.
Rasisme Sinterklas terletak pada tokoh-tokoh seputar cerita fiktif populer di kalangan Kristen itu. Sinterklas digambarkan sebagai sosok pria tua berkulit putih yang baik hati dan sering memberikan hadiah kepada anak-anak di malam Natal, sementara pembantunya adalah Piet Hitam (dalam bahasa belanda dikenal sebagai Zwarte Piet dan dalam bahasa Inggris disebut Black Peter), sosok pelayan berkulit keling.
Para wakil rakyat Suriname, negara bekas jajahan Belanda, menilai hubungan antara majikan yang berkulit putih dan pembantunya yang berkulit hitam itu bukan merupakan contoh yang baik bagi anak-anak.
Usulan pelarangan Sinterklas di Suriname itu pertama kali diajukan oleh mantan presiden Ronald Venetiaan, saat sesi debat anggaran kebudayaan.
Venetiaan menyebut perayaan Sinterklas di Lapangan Kemerdekaan ibukota Suriname, Paramaribo, merupakan “provokasi”.
Parlemen mengajukan larangan perayaan Sinterklas di sekolah-sekolah. Diharapkan usulan mereka akan disetujui saat pemerintah memberikan tanggapannya pekan depan. Demikian dilansir Radio Nederland, Jum’at (23/12/2011).
Hari Sinterklas biasa dirayakan pada tanggal 5 Desember setiap tahunnya.
Karakter Piet Hitam sangat kontras dengan Sinterklas yang digambarkan sebagai pria tua kulit putih, bertubuh tambun berkostum merah menyala dengan jenggot putihnya. Piet Hitam berwajah keling seperti namanya. Ia mengenakan pakaian seperti orang Moor. Bibir Piet bentuknya tebal dan rambutnya keriting seperti kebanyakan orang kulit hitam.
Majikan berkulit putih yang baik hati, memiliki pembantu orang kulit hitam yang selalu melayaninya, kedengarannya memang sangat rasis. Mengapa sang majikan harus berkulit putih, sementara pelayannya berkulit hitam. Mengapa tidak sebaliknya?
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pertengahan Nopember lalu, di Belanda sejumlah pengunjuk rasa ditangkap aparat gara-gara melakukan aksi unjuk rasa yang melakukan demonstrasi dengan mengenakan kaos bertuliskan “Piet Hitam adalah Rasisme”
Orang Belanda yang menilai tokoh Piet Hitam bukan bentuk dari rasisme mencari dalih asal-usul warna hitam Piet, dengan mengatakan bahwa warna hitam itu berasal dari jelaga di cerobong asap. Sebagaimana diketahui, Sinterklas memberikan hadiah Natal lewat cerobong asap.
Tapi mengapa Sinterklas juga tidak terkena jelaga? Padahal ia juga sering diceritakan masuk ke rumah-rumah yang dikunjunginya.*