Hidayatullah.com–Pengeluaran militer dunia naik hingga $1,7 trilliun pada 2017, angkat tertinggi sejak Perang Dingin, berdasarkan survey internasional yang dipublikasikan pada Rabu sebagaimana dikutip Anadolu Agency.
Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menyatakan bahwa pengeluaran militer dunia 2017, meningkat 1,1 persen dibandingkan pada tahun 2016, jumlah yang setara dengan 2,2 persen dari keuntungan kotor produk domestik dunia.
Lima yang paling besar pengeluarannya pada 2017 ialah Amerika Serikat, China, Arab Saudi, Rusia dan India – yang bersama-sama mewakili 60 persen pengeluaran militer dunia, SIPRI mengatakan.
“Pengeluaran militer China meningkat lagi pada 2017, melanjutkan tren peningkatan pengeluaran yang berlangsung selama lebih dari dua dekade. Pengeluaran militer Rusia turun untuk pertama kalinya sejak 1998, sementara pengeluaran Amerika Serikat masih tetap konstan untuk dua tahun berturut-turut,” laporan itu mengatakan.
Institut tersebut mengatakan pengeluaran militer total semua anggota NATO termasuk Turki berjumlah $900 miliar pada tahun 2017, akutansi untuk 52 persen pengeluaran dunia.
“Berlanjutnya pengeluaran militer dunia yang tinggi menyebabkan keprihatinan yang serius,” Jan Eliasson, ketua dewan pengurus SIPRI, mengatakan dalam pernyataan yang menemani hasil survey.
Baca: Israel Dukung Senjata dan Pelatihan Militer pada Rezim Myanmar
“Itu merusak pencarian solusi damai pada konflik-konflik di seluruh dunia,” kata Eliasson.
Menurut peneliti SIPRI, Nan Tian, dikutip dalam laporan, peningkatan pengeluaran militer dunia pada tahun-tahun terakhir ini sebagian besar “karena pertumbuhan substansial dalam pengeluaran oleh negara-negara di Asia dan Oceania dan Timur Tengah, seperti China, India dan Arab Saudi”.
“Di tingkal global, bobot pengeluaran militer jelas-jelas bergeser dari wilayah Euro-Atlantic,” kata Tian. */Nashirul Haq AR