Hidayatullah.com– Di tengah-tengah seruan pemboikotan dari kaum Muslim terhadap tindakan brutal Zionis-Israel, tiba-tiba Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama justru menyelenggarakan acara buka puasa bersama (Bukber) di Gedung Putih.
Obama menggunakan acara jamuan buka puasa bersama itu untuk membahas krisis yang berlangsung di Timur Tengah dan menekankan dukungannya Amerika Serikat (AS) untuk Israel.
Dalam sambutannya pada acara yang dihadiri para tamu undangan dari berbagai kalangan termasuk diplomat dari dunia Arab dan Muslim – dan yang telah diboikot oleh kelompok-kelompok dan individu Muslim Amerika – itu Obama mengatakan tujuan AS untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan bagi warga Israel serta warga Palestina akan tetap dilanjutkan.
“Sekarang saya akan mengatakan dengan sangat jelas, tidak ada negara yang dapat menerima roket-roket yang ditembakkan tanpa pandang bulu kepada warga. Dan jadi sudah sangat jelas bagi kita bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri. Saya menanggap serangan dari Hamas sebagai serangan yang tidak dapat dimaafkan,” katanya dirilis OnIslam.net, Selasa (15/7/2014).
Dia menambahkan, “Kematian dan cedera warga sipil Palestina adalah tragedi, itulah sebabnya kami telah menekankan kebutuhan untuk melindungi warga sipil terlepas siapa mereka dan dimana mereka tinggal.”
Dia juga mengatakan, “Orang-orang Amerika “sangat peduli” terhadap apa yang terjadi di sana, dan saya tahu ada pandangan yang kuat serta perbedaan tentang bagaimana kita harus melangkah.”
“Tujuan kami kami mewujudkan perdamaian dan keamanan bagi kedua belah pihak, rakyat Israel dan rakyat Palestina telah dan akan tetap berlanjut, ” katanya.
Obama juga menyatakan kembali kebijakan pemerintahannya mengenai krisis Suriah, dengan mengatakan bahwa rezim Assad tetap melanjutkan kebrutalannya terhadap rakyat Suriah, “Jadi kami terus membantu rakyat Suriah mempertahankan diri melawan [Presiden Bashar al-] Assad, menangani krisis kemanusiaan dan mendorong kembali melawan kelompok ekstrimis,” katanya.
Tentang Iraq, Obama mengatakan, “Kami terus menyerukan terbentuknya sebuah pemerintahan baru yang bisa menyatukan warga Iraq dan menunjukkan kepada semua komunitas di Iraq bahwa mereka dapat memajukan aspirasi mereka melalui proses politik.”
Buka puasa bersama di Gedung Putih adalah tradisi tahunan yang dimulai oleh Presiden Clinton dan dilanjutkan oleh Presiden George W. Bush.
Ini adalah buka puasa bersama keenam yang diselenggarakan Presiden Obama sejak ia berkuasa pada tahun 2008.
Namun seruan boikot buka puasa bersama ini diselenggarakan di tengah seruan boikot yang luas dari warga Amerika Arab dan para pemimpin Muslim AS yang berpendapat bahwa Obama telah memaafkan tindakan pembunuhan atas warga Palestina di Gaza Ramah Kudaimi, seorang aktivis dari Washington DC yang membantu mengorganisir protes atas buka puasa bersama Gedung Putih juga telah menyatakan keprihatinannya atas kebijakan AS mengenai Gaza.
“Gedung Putih mendukung sepenuh hati serangan Israel, dengan mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri, ini sangat memalukan ketika anak-anak Palestina sedang dibunuh,” katanya dalam sebuah wawancara dengan The Huffington Post.
Petisi untuk memboikot acara ini yang menggunakan hashtag # WhiteHouseIftar banyak beredar pada hari Senin dan telah ditandatangani oleh lebih dari 100 orang dari seluruh AS.*