Hidayatullah.com–Kabinet dalam sistem presidensial Turki yang baru diperkirakan akan mencakup tokoh-tokoh dari berbagai lapisan masyarakat, selain politikus tradisional.
“Anggota kabinet di sistem presidensial Turki kemungkinan berasal dari berbagai bidang, termasuk pebisnis, budayawan, hingga orang-orang yang tinggal di luar negeri,” kata juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berkuasa, Mahir Unal, kepada TRT World.
Dia juga sempat berkomentar soal kandidat presiden dari oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP). “Muharrem Ince dari CHP otomatis menjadi pimpinan partai, karena memperoleh 30 persen suara, untuk pertama kalinya dalam 40 tahun,” jelas dia.
Dari 99,9 persen suara yang telah dihitung, Presiden Recep Tayyip Erdogan dinyatakan menang dengan perolehan 52,5 persen suara, sementara Ince mengumpulkan 30,6 persen suara.
Baca: Dewan Pemilihan Tertinggi Turki : Erdogan Menang Mutlak Suara
Dalam kesempatan itu, Unal sempat mempertanyakan kepemimpinan ketua CHP saat ini, Kemal Kilicdaroglu, karena Ince justru meraih kesuksesan lebih besar daripada partai yang mengusungnya.
Dalam pemilihan parlemen, CHP memperoleh sekitar 22,6 persen suara, yang jauh lebih sedikit dari perolehan suara Ince.
Kemenangan ini memungkinkan Erdogan untuk memperpanjang masa jabatannya hingga 2028 mendatang.
Selain itu, masa jabatan diperoleh berikut kewenangan baru yang dicanangkan lewat perubahan konstitusi 2017 lalu. Didukung referendum, reformasi disahkan parlemen sekitar April 2017.
Periode pemerintahan baru diperlukan sebagai persyaratan implementasi perubahan tersebut. Karena alasan itulah Erdogan memutuskan menggelar pemilu sela.
Di bawah aturan baru ini kewenangan parlemen berkurang, sementara peran perdana menteri dihapuskan. Dengan begitu, Erdogan bertindak sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan dan pemimpin partai berkuasa dalam waktu bersamaan.
Selain itu, undang-undang baru juga memberikan keleluasaan bagi Erdogan untuk mengeluarkan dekrit.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan akan memangkas secara drastis jumlah kementerian dalam pemerintahan baru, jika dia memenangi pemilu 24 Juni nanti. Erdogan menyebut dirinya akan mempercepat proses pengambilan keputusan dalam pemerintahan.
Baca: Tokoh-tokoh Indonesia Ucapkan Selamat atas Presiden Turki Erdogan
Dikutip Reuters, Jumat (22/6/2018), kemenangan Erdogan dalam Pemilu 24 Juni dinilai akan menandai transisi dari parlementer ke presidensial.
Dalam referendum konstitusi tahun lalu, Turki menghapuskan jabatan Perdana Menteri dan seluruh wewenangnya ditransfer ke Presiden sehingga menciptakan posisi kepresidenan yang sangat kuat.
“Ketika saya menjabat Perdana Menteri ada 37 kementerian. Kita mengurangi ini menjadi 26 (kementerian). Sekarang kita akan menguranginya menjadi 16 (kementerian),” ucap Erdogan dalam wawancara dengan ATV pada Kamis (21/06/2018) waktu setempat.
Erdogan menambahkan bahwa jumlah kementerian yang mengurusi persoalan ekonomi akan dikurangi dari enam menjadi hanya tiga kementerian.*