Hidayatullah.com—Zat yang ditemukan oleh para arkeolog yang menggali sebuah makam kuno di Mesir ternyata keju.
Beberapa tahun silam tim arkeologi menemukan pecahan toples-toples tembikar di makam Ptahmes, seorang petinggi Mesir yang menjabat wali kota Memphis –kota besar di era Mesir Kuno. Di dalam salah satu wadah itu ditemukan bongkahan zat berwarna keputihan yang diduga merupakan sejenis makanan.
Setelah dilakukan penyelidikan sekarang diketahui bahwa zat yang berada dalam wadah tembikar itu adalah keju, berasal dari sekitar 3.200 tahun silam.
Penemuan ini penting, sebab sebelumnya tidak ditemukan bukti nyata bahwa orang-orang Mesir Kuno memproduksi keju, kata penulis laporan itu yang dipublikasikan di jurnal Analytical Chemistry, seperti dilansir BBC Sabtu (18/8/2018).
“Materi yang dianalisis kemungkinan merupakan benda arkeologi berupa residu padat keju yang paling kuno yang pernah ditemukan hingga saat ini,” kata Dr. Enrico Greco dari Universitas Catania, yang bekerja sama dengan kolega-koleganya dari Universitas Kairo di Mesir.
“Kami mengetahui keju itu dibuat kebanyakan dari susu domba atau kambing, tetapi bagi saya sulit sekali untuk membayangkan seperti apa rasanya,” imbuh Greco.
Keju kuno itu kemungkinan memiliki rasa yang “sangat, sangat asam,” kata pakar sejarah keju dan profesor kimia Paul Kindstedt kepada New York Times.
Peneliti juga mengatakan bahwa mereka menemukan jejak bakteri yang dapat menimbulkan penyakit infeksi yang dikenal sebagai brucellosis, yang diakibatkan dari mengkonsumsi produk susu yang tidak melewati proses pasteurisasi. Gejala infeksi itu antara lain demam, berkeringat, sakit otot. Penyakit tersebut masih eksis hingga saat ini.
Makam tempat tempayan berisi keju itu ditemukan berada di komplek pemakaman kuno (nekropolis) Saqqara, dekat Kairo. Makam Ptahmes itu pertama kali digali oleh arkeolog pada tahun 1885. Namun, setelah hilang akibat tertutup pasir gurun, makam ditemukan kembali pada tahun 2010.*