Hidayatullah.com–Presiden Recep Tayyip Erdogan menyerukan semua rakyat Turki bersatu dalam sebuah tekad untuk melawan serangan terhadap ekonomi di negara tersebut. Dia percaya, persatuan itu akan membuat Ankara menang.
Komentar Erdogan muncul ketika mengomentari krisis mata uang yang dihadapi Turki.
Mata uang Turki, lira, telah jatuh sekitar 40 persen tahun ini karena kekhawatiran investor atas cengkeraman presiden pada kebijakan moneter.
Krisis itu juga dipicu perseteruan Turki dan Amerika Serikat (AS) terkait penahanan Amerika, Andrew Brunson, yang membuat pemerintah Presiden Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap dua menteri di kabinet Erdogan.
“Ketika kami menangani serangan terhadap ekonomi Turki hari ini, jaminan terbesar kami adalah komitmen dan tekad setiap anggota masyarakat kami untuk kemerdekaan, bangsa, dan masa depan mereka,” kata Erdogan, dikutip Reuters, Ahad (26/08/2018).
Baca: Benarkah ‘Perang Dagang’ AS – Turki karena Pastor tidak Ternama?
Hari Sabtu, Presiden Turki pada hari Sabtu (25/08/2018) memperingati Pertempuran Malazgirt yang merupakan kemenangan bersejarah bagi bangsa Turki di Anatolia hampir satu milenium lalu. Erdogan memuji tekad rakyat Turki untuk melindungi kemerdekaan mereka.
Dalam pesan tertulis, Presiden Recep Tayyip Erdogan menyampaikan bahwa: “Menentang sejumlah serangan dari dalam dan luar, rakyat kami telah menetap di tanah ini selama hampir 1.000 tahun berkat jiwa Malazgirt.”
Perlindungan terbesar Turki adalah “tekad rakyat kita untuk melindungi kemerdekaan mereka, tanah air mereka, dan masa depan mereka,” bahkan dalam menghadapi serangan ekonomi, tambahnya dikuti hurriyetdailynews.
Erdogan menyamakan antara perjuangan Pertempuran Malazgirt dan upaya kudeta yang digagalkan pada tahun 2016 di Turki yang menyebabkan 251 orang menjadi martir dan hampir 2.200 orang terluka.
“Selama jiwa ini – yang membuat kita memperoleh kemenangan Malazgirt dan memungkinkan untuk melindungi persatuan kita meskipun banyak perbedaan di antara kita – tetap hidup, tidak ada yang dapat menahan negara kita dari mencapai tujuannya untuk tahun 2023, 2053, dan 2071,” Erdogan menambahkan, (tahun 2023) mengacu pada seratus tahun Turki dan peringatan ke-600 penaklukan Istanbul, serta Malazgirt.
Presiden Turki itu menuduh, anjloknya nilai mata uang lira sebagai “serangan ekonomi” oleh AS terkait nasib Pastor Andrew Brunson, warga negara AS yang diadili di Turki atas tuduhan terorisme dan mata-mata meski dibantah.
Lira menguat terhadap dolar AS dalam perdagangan pada hari Jumat, setelah mencapai rekor terendah 7,24 terhadap dolar awal bulan ini.
Pengadilan Turki pekan lalu menolak seruan AS untuk membebaskan Brunson, menarik teguran keras dari Presiden Donald Trump. Presiden AS itu mengatakan Washington tidak akan membayar pembebasan warganya yang tak bersalah tapi ditahan Turki.
Erdogan telah berulang kali meminta warga Turki untuk mengubah emas dan dolar mereka menjadi lira guna menopang perekonomian yang sakit. Menurutnya, cara itu akan membantu negara dalam mengatasi krisis.*