Hidayatullah.com—Setelah sukses menggelar Musabaqah Hafalan Al-Qur’an dan Hadits (MHQH) Tingkat Nasional yang berlangsung beberapa saat lalu, kini digelar lomba yang sama untuk tingkat ASEAN-Pasifik. Dimulai besok (26/6), MHQH yang bertempat di Masjid Istiqlal Jakarta ini diikuti 13 negara yaitu Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Kyrgistan, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Tajikistan, Thailand, Timor Leste, dan Uzbekistan dengan total 90 peserta.
Dari 90 peserta yang terdaftar, dua orang mengundurkan diri dengan alasan ketidakmampuan, masing-masing satu dari Australia dan Tajikistan. Sementara itu, lima peserta dari Myanmar belum bisa dipastikan kehadirannya karena kendala teknis penerbangan di bandara asal negara tersebut. Demikian penjelasan dari Gunaim Ikhsan, Koordinator Panitia ditemui di ruang kerjanya di Gran melia, Kuningan, Jakarta siang (25/6) tadi.
Gunaim juga menerangkan bahwa utusan terbanyak dari Indonesia, yaitu 22 orang. Disusul Thailand (13), Malaysia (12), Brunei Darussalam (7) dan Kamboja (5). Filipina dan Singapura masing-masing 4 peserta. Sedangkan untuk Selandia Baru, Kyrgistan dan Uzbekistan tiap-tiap negara diwakili 3 perwakilan. Sedangkan sisanya, 2 utusan sebagai duta dari Australia, Timor Leste dan Tajikistan. Jumlah ini berdasarkan kesiapan peserta yang ada saat berita ini ditulis, yaitu “data real peserta sekarang yang bisa ikut adalah 83 orang,” jelas Gunaim. Meskipun menurutnya tidak menutup kemungkinan peserta Myanmar yang keberangkatannya tertunda bisa hadir.
Terkait peserta dari Indonesia selaku tuan rumah, Gunaim mengaku tidak ada pembinaan khusus untuk perlombaan tingkat ASEAN-Pasifik ini. Sebab, MHQH tingkat nasional kemarin sekaligus juga sebagai ajang seleksi untuk menjaring partisipan dari Indonesia. Hal ini, menurut alumnus Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta itu, berbeda dengan negara-negara lain yang rata-rata mengambil pesertanya dari pemenang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di negara masing-masing.
“Dengan demikian terbuka kesempatan bagi pondok pesantren untuk berpartisipasi dalam lomba ini,” dalih Gunaim mengenai alasan tidak menjadikan MTQ sebagai sarana seleksi MHQH tingkat ASEAN-Pasifik. Justru, menurutnya, peserta dari pesantren selama ini lebih berprestasi dalam musabaqah yang disponsori penuh oleh Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su’ud tersebut dibanding utusan dari Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) yang aktif sebagai peserta MTQ.
Dalam lomba internasional yang keempat kalinya diadakan di Indonesia ini, Gunaim berharap kompetisi berlangsung sehat, dalam artian terjadi pemerataan pemenang. Selama ini, kata dia, Indonesia selalu keluar sebagai juara umum di MHQH tingkat ASEAN-Pasifik.
Untuk dewan juri pada gelaran Atase Agama Kedutaan Arab Saudi bekerjasama dengan Kementerian Agama RI ini didatangkan khusus dari Arab Saudi sebanyak tiga orang, yaitu Dr. Salim bin Gharmallah Az-Zuhrani, Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Jarullah dan Dr. Salim bin Muhammad Asy-Syinqithi. Kecuali untuk cabang Hadits, diambil dari Indonesia yang juga bertindak sebagai dewan juri cabang yang sama pada MHQH nasional. Sebenarnya ada enam juri Arab Saudi yang didatangkan, namun tiga lainnya difungsikan sebagai trainer pada penataran dewan juri musabaqah dalam waktu yang bersamaan dengan MHQH ini. Dari penataran tersebut, sebagaimana penjelasan Gunaim, lima peserta terbaik akan ditarik sebagai juri MHQH nasional tahun depan.
Sistem penjurian MHQH tingkat ASEAN-Pasifik ini sama dengan tingkat nasional kemarin, mengikuti standar internasional. Juga memperlombakan 5 cabang, yaitu hafalan Al-Qur’an 30 juz, 20 juz, 15 juz dan 10 juz serta Hadits. Hadiahnya pun sama dengan MHQH nasional lalu, namun untuk tingkat mancanegara ini para pemenang 1, 2, dan 3 dari masing-masing golongan diberikan bonus tambahan. Yaitu, terang Gunaim, “secara otomatis mendapat undangan khusus naik haji ke Baitullah sebagai tamu Kerajaan Saudi Arabia.”.
Bagi peserta yang belum meraih juara, tambahnya, masing-masing berhak mendapatkan uang tunai sebesar U$ 100.
“Itu di luar biaya transport, akomodasi dan lain sebagainya,” jelas pengurus Divisi Dakwah dan Musabaqah Kedubes Arab Saudi di Jakarta itu.
Sejak kemarin (24/6) para peserta telah mulai registrasi di lantai 2 Gran Melia. Untuk besok, perlombaan dimulai tanpa pembukaan.
“Sebagaimana tingkat nasional kemarin,” kata Gunaim.*
Keterangan foto:
1. Tempat registrasi peserta di Gran Melia, Kuningan, Jakarta.
2. Gunaim Ikhsan, Koordinator Panitia MHQH 2011.