Hidayatullah.com—Tahun 2018 terjadi kenaikan jumlah korban tewas kecelakaan pesawat terbang dibanding tahun 2017. Meskipun demikian, data statistik menunjukkan tahun 2018 termasuk tahun ke-9 teraman.
Kecelakaan pesawat terbang menewaskan 556 orang tahun lalu, bandingkan dengan 44 pada tahun 2017, lapor Aviation Safety Network (ASN) seperti dilansir BBC Selasa (1/1/2019).
Kecelakaan terburuk tahun 2018 terjadi pada bulan Oktober, ketika pesawat Lion Air jatuh di peraian Indonesia dan menewaskan 189 orang.
Tahun 2017 merupakan tahun teraman dalam sejarah penerbangan komersial tanpa ada jet penumpang yang tercatat mengalami kecelakaan.
ASN yang berbasis di Belanda mengatakan bahwa sepanjang tahun 2018 terjadi 15 kecelakaan fatal di dunia penerbangan. Berikut di antaranya.
- Sebuah pesawat Boeing 737 Max yang dioperasikan Lion Air jatuh ke Laut Jawa tak lama setelah lepas landas dari Bandara Sukarno-Hatta. Pesawat dilaporkan tidak layak terbang.
- Kesalahan manusia dituding menjadi penyebab kecelakaan sebuah pesawat di Kuba bulan Juli yang menewaskan 112 orang.
- Pada Februari, 66 orang kehilangan nyawa akibat kecelakaan pesawat di Pegunungan Zagros, Iran.
- Bulan Maret 51 orang melayang nyawanya ketika sebuah pesawat gagal mendarat dengan mulus di bandara Kathmandu, Nepal.
ASN menyebut kebanyakan kecelakaan pesawat terjadi akibat lost-of-control (LOC), kehilangan kendali. Sedikitnya 10 dari 25 kasus kecelakaan pesawat terburuk selama 5 tahun terakhir terjadi akibat LOC.
LOC adalah keadaan di mana pesawat tidak dapat kembali ke jalur penerbangan semestinya setelah sempat meyimpang. Hal itu dapat disebabkan oleh gangguan pada mesin, kesalahan manusia atau gangguan alam. Menurut ASN, kebanyakan kasus kecelakaan pesawat akibat LOC merenggut korban jiwa.*