Hidayatullah.com– Malam pergantian tahun baru Masehi 2019 di Kota Banda Aceh, Aceh, dilaporkan berlalu biasa-biasa saja. Tak ada kembang api, terompet, mercon, balapan liar, maupun pesta hura-hura.
Aktivitas masyarakat berlangsung normal, meskipun terjadi sedikit peningkatan arus lalulintas di pusat kota seperti yang terlihat di kawasan bundaran Simpang Lima, Selasa (01/01/2019) dinihari.
Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah mengindahkan seruan bersama Forkopimda Banda Aceh terkait larangan perayaan malam tahun baru Masehi.
“Saya atas nama Forkopimda dan juga Pemko Banda Aceh mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat, baik warga kota maupun warga luar dan wisatawan yang sedang berada di Banda Aceh,” ungkap Aminullah kutip laman resmi Pemkot.
Baca: Larang Tahun Baruan, Pemkot Banda Aceh Bentuk 11 Tim Pemantau
“Baru saja kita lihat bersama, malam hingga jam 00.00 WIB lewat, zero perayaan malam tahun baru Masehi di Banda Aceh. Alhamdulillah masyarakat kita semakin sadar jika hal itu bertentangan dengan syariat Islam dan adat istiadat yang berlaku di Aceh,” ungkapnya lagi.
Secara khusus, wali kota juga mengucapkan terima kasih kepada petugas kepolisian, TNI, Satpol PP/WH, camat, aparatur gampong, dan pihak terkait lainnya yang telah bekerja keras memastikan tak ada perayaan malam tahun baru di Banda Aceh.
“Terima kasih kepada Pak Kapolresta dan jajarannya atas kerja kerasnya. Begitu juga Pak Dandim dan jajaran, serta semua pihak terkait lainnya, terima kasih kami ucapkan atas bantuannya. Bersama, saya yakin kita bisa mewujudkan Banda Aceh sebagai barometer penegakan syariat Islam di Aceh bahkan nasional,” sebutnya.
Turut hadir mendampingi wali kota pada kesempatan itu Kapolresta Banda Aceh Trisno Riyanto, sejumlah perwakilan Forkopimda, Sekda Bahagia, dan sejumlah kepala SKPK terkait.
Baca: Wali Kota Banda Aceh: Perayaan Tahun Baru Masehi Menyalahi Ajaran Islam dan Adat Istiadat
Sebelumnya diberitakan hidayatullah.com, Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, mengimbau masyarakat untuk tidak merayakan tahun baru Masehi dalam bentuk apapun. Sebab perayaan tersebut, jelasnya, menyalahi ajaran Islam dan adat istiadat di Aceh yang mayoritas masyarakatnya adalah Muslim.
“Saya lagi-lagi mengimbau masyarakat agar tidak merayakan tahun baru Masehi dalam bentuk apapun, baik perayaan, menghidupkan petasan, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan masyarakat lainnya terganggu.
Aceh memiliki adat istiadat Islam yang kental, dan perayaan tahun baru Masehi bukan perayaan tahun baru kita Islam,” ujarnya.*