Hidayatullah.com—Tiga tersangka militan ISIS alias Daesh alias IS ditahan menyusul operasi antiteror di tiga negara bagian, kata pimpinan Inspektorat Jenderal Kepolisian (IGP) Malaysia Datuk Seri Abdul Hamid Bador.
Petinggi kepolisian Malaysia itu mengatakan bahwa tiga orang laki-laki yang ditangkap terdiri dari seorang warga Malaysia, seorang warga Indonesia dan seorang warga Bangladesh. Mereka diringkus oleh petugas dari Counter Terrorism Division (E8) antara 17 Mei dan 30 Mei di Selangor, Kedah dan Sabah.
Abdul Hamid menjelaskan orang pertama yang ditangkap adalah pria Malaysia berusia 42 tahun di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 17 Mei.
“Dia berencana menuju Mesir untuk bergabung dengan sel IS di Sinai sebelum mendapatkan jalan aman menuju Suriah,” kata Abdul Hamid dalam sebuah pernyataan hari Kamis (30/5/2019), lapor The Star.
Sejak tahun lalu orang itu menyatakan ba’iat kepada pimpinan ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi dua kali lewat Facebook, imbuh Abdul Hamid.
Orang itu, katanya, tidak mengakui pemerintah Malaysia dan organisasi keagamaan apapun, serta berkeyakinan bahwa siapa saja Muslim yang ambil bagian dalam pemilihan umum boleh dibunuh.
Orang kedua yang ditangkap adalah pria Indonesia berusia 20-an tahun. Dia diyakini sebagai fasilitator militan ISIS asal Indonesia, yang transit di Sabah sebelum menuju bagian selatan Filipina untuk melancarkan serangan bunuh diri.
“Tersangka itu ditahan di Keningau, Sabah, pada 26 Mei. Dia seorang buruh dan juga berbai’at kepada Abu Bakar,” kata Abdul Hamid.
“Dia juga menyalurkan dana ke kelompok teror Maute di Filipina selatan dan berencana menuju Suriah dalam waktu dekat,” kata pejabat kepolisian itu.
Orang ketiga yang ditangkap adalah pria Bangladesh berusia 28 tahun yang dibekuk di Kuala Kedah pada 30 Mei.
“Dia bekerja sebagai seorang asisten mekanik di kapal. Dia juga memiliki bahan-bahan kimia dan keahlian yang diperlukan untuk membuat bom rakitan,” kata Abdul Hamid.
Lebih lanjut dikatakan bahwa E8 juga sedang memburu seorang tersangka pria bernama Marwan asal Indonesia, yang melarikan diri saat operasi penggerebekan di Keningau pada 26 Mei.
“Tersangka berusia 30-an tahun dan alamat terakhir diketahui di Kampung Keritan Laut di Keningau,” jelas Abdul Hamid.
IGP mendesak siapa saja yang memiliki informasi perihal orang-orang tersebut agar memberikan laporan kepada petugas E8.*