Hidayatullah.com—Asosiasi pembuat bir di Prancis mengatakan 10 juta literbir harus dimusnahkan disebabkan penutupan restoran dan bar selama lockdown coronavirus.
“Penutupan tiba-tiba restoran, kafe, bar, pariwisata dan pembatalan berbagai festival dan pameran perdagangan artinya sedikitnya 10 juta liter bir, kebanyakan masih tersimpan di dalam barel (tong), terpaksa dibuang,” kata organisasi Brasseurs de France dalam pernyataan yang dirilis hari Selasa (5/5/2020) seperti dilansir RFI.
“Pada akhir musim dingin, pambuat minuman beralkohol menyetok bir untuk musim yang akan datang, yang mana sampai sekarang belum mereka bisa jual,” kata asosiasi itu merujuk kebijakan lockdown yang diberlakukan di Prancis secara ketat sejak 17 Maret.
Alasan jutaan liter bir itu perlu dimusnahkan adalah bir tesebut dalam kondisi belum dipasteurisasi (suci hama), sehingga menjadikannya cepat rusak, berbeda dengan jenis bir klasik.
“Jenis bir ini banyak mengandung hop, dan apabila disimpan terlalu lama, lebih dari dua atau tiga bulan, rasa dan aromanya akan hilang,” kata asosiasi itu. Hop merupakan bunga tanaman yang biasa dipakai dalam proses pembuatan bir untuk memberikan sensasi rasa pahit.
Asosiasi itu menambahkan bahwa pemusnahan jutaan liter bir itu jelas akan memberikan dampak ekonomi yang cukup besar bagi pengusaha. Oleh karena itu mereka mengimbau agar pemerintah turun tangan memberikan bantuan finansial. Asosiasi meminta pemerintah memberikan pembebasan sejumlah pajak yang berkaitan dengan operasional bisnis dan biaya produksi di tahun 2020.
Meskipun 10 juta liter tampaknya seperti setetes dibandingkan 22,5 juta hektoliter bir yang diperkirakan diproduksi pada tahun ini, jumlah itu menimbulkan kerugian beberapa juta euro bagi industri itu.
Menurut survei terhadap 300 anggota asosiasi itu pada bulan April, sekitar 25 persen mengatakan usaha pembuatan bir mereka terpaksa tutup dan aktivitas mereka terhenti akibat adanya lockdown. Sebanyak 70% mengaku mereka kehilangan setengah atau lebih penjualan mereka sejak 15 Maret.
Asosiasi juga meminta bantuan pemerintah berupa logistik untuk memusnahkan stok bir yang mereka miliki, seperti yang juga diminta oleh asosiasi pembuat minuman anggur.
“Tanpa bantuan pemerintah, ratusan pembuat bir berisiko tutup selamanya, berikut jutaan pekerjaan, langsung maupun tidak langsung, sebuah kerugian yang sangat besar bagi kekayaan tradisi di Prancis,” kata Mattias Fekl, presiden Brasseurs de France kepada BFMTV hari Selasa.*