Hidayatullah.com—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan turut melaksanakan shalat Jum’at di Masjid Hagia Sophia, yang diselenggarakan untuk pertama kalinya setelah 86 tahun lamanya, dilansir oleh web resmi Presidensial Turki.
Masjid Hagia Sophia dengan kapasitas 1.500 orang, penuh oleh jama’ah, sedang ribuan lainnya yang tak mendapat kesempatan masuk, memenuhi jalanan, jalan raya hingga setapak, di sekitaran masjid. Hingga 1,6 KM jauhnya dari Masjid Hagia Sophi dipenuhi oleh Muslim yang menghadiri Shalat Jum’at tersebut.
Presiden Erdogan membaca Al-Quran beberapa saat sebelum adzan berkumandang dari 4 menara Masjid Hagia Sophia. Erdogan membaca Surat Al-Fatihah dan lima ayat pertama Surat Al-Baqarah, sebelum kemudian Kepala Direktorat Urusan Agama (Diyanet), Prof. Dr. Ali Erbaş, naik untuk memberikan khutbah Jum’at.
Hadir bersama dengan Erdogan, Ketua Parlemen Mustafa Şentop, Wakil Presiden Fuat Oktay, anggota Kabinet Presiden dan Ketua MHP Devlet Bahçeli, yang juga menunaikan shalat Jumat di Masjid Hagia Sophia. Ibu Negara, istri Erdogan, Emine Erdogan, shalat di bagian yang diperuntukkan bagi wanita, yakni di Mehmet Akıf Parkı dan wilayah disebelah Sultanahmet Türbesi.
Setelah shalat Jum’at, Erdogan mengunjungi makam Muhammad Al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel dan leluhur bangsa Turki.
Presiden Erdogan, yang datang dengan kendaraan yang sama dengan Presiden MHP Devlet Bahçeli menjawab pertanyaan para anggota pers di pintu masuk makam yang ia kunjungi, mengenai buah dari upayanya dengan Presiden MHP Devlet Bahçeli sebagai Presiden Republik, mengembalikan Hagia Sophia sebagai masjid.
“Ia dulu adalah masjid, lalu kembali menjadi masjid lagi. Sekarang, saya berharap ia akan terus melayani semua Mukmin sebagai masjid. Tapi selain itu, ini adalah tempat di mana orang-orang dari semua agama dapat datang dan mengunjunginya sebagai warisan budaya semua umat manusia,” ujarnya.
Erdogan juga menjelaskan alasannya mengunjungi makam Muhammad Al-Fatih setelah shalat Jum’at yang bersejarah itu.
“Sekarang kami ingin mengunjungi makam Sultan Muhammad Al-Fatih, yang adalah pemilik sebenarnya dari urusan ini,” mengikuti komentar seorang wartawan bahwa “Anda telah melakukan kunjungan yang sangat berarti sekarang.”
Berbicara kepada anggota pers di pintu keluar makam, Erdogan mengungkapkan rasa syukur atas kembalinya Hagia Sophi untuk ruku’ dan sujud setelah sebelumnya difungsikan sebagai museum.
Ia juga menambahkan bahwa restorasi akan dilakukan setelah ini terhadap Masjid Hagia Sophia.
“Tentu saja, sekarang ada pekerjaan restorasi yang harus dilakukan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata kita di dalam dan di luar. Dengan perbaikan ini, kami berharap bahwa kami akan memiliki struktur yang lebih berbeda dan jauh lebih bermakna,” ujarnya.
Sebelumnya, pada khutbah Jum’at perdana itu, Prof. Dr. Ali Erbaş menegaskan kembali bahwa pembukaan Hagia Sophia adalah langkah awal pembebasan Masjid Al-Aqsha. Hal yang sama juga diungkapakan oleh Erdogan dan diamini oleh berbagai tokoh dan ulama Palestina dan dunia*