Hidayatullah.com—Pekan ini Iran mencatat kasus infeksi Covid-19 harian terbanyak sejak coronavirus pertama kali terindentifikasi di negara itu pada akhir Februari. Namun, warganya masih saja bertanya mengapa mereka perlu mengenakan masker.
Iran mencatatkan 3.712 kasus kurun 24 jam terakhir pada hari Selasa, yang tertinggi sejak kasus infeksi Covid-19 dicatat di negeri itu. Pada hari Kamis (24/9/2020) negeri itu mencatat 3.521 yang merupakan kasus harian terbanyak kedua.
Lonjakan kasus itu memicu reaksi geram dari Iraj Haririchi, deputi menteri kesehatan, karena begitu banyak warga Iran yang mengabaikan anjuran untuk mengenakan masker, dan menuding mereka melanggar hak asasi orang lain.
Menanggapi laporan berita di televisi yang menampilkan banyak penumpang masuk kereta bawah tanah di Teheran tanpa mengenakan masker, dia berkata, “Sebagian orang, ketika ditanya kenapa mereka tidak mengenakan masker, berkata bahwa mereka tidak percaya dengan masker. Kita bertanya seperti itu, bagi mereka seakan kita bertanya apakah mereka percaya pada hari kebangkitan dan kenabian, itu mengapa mereka memberikan jawaban demikian.”
“Apabila orang terus bertanya kenapa negara-negara seperti China dan Korea Selatan berhasil mengendalikan penyakit ini, mereka patut diberi jawaban begini: karena di negara-negara itu tingkat ketaatannya untuk mematuhi protokol sosial, termasuk penggunaan masker, lebih dari 99,5%,” tegas Haririchi.
Lebih lanjut dia mengatakan, di Korea Selatan ada stigma bagi orang yang tidak mengenakan masker, mereka tidak hanya dianggap tidak menghormati hak warga lain tetapi juga dianggap tidak beradab.
Selain masalah kepatuhan warganya, Menteri Kesehatan Saeed Namaki jug mengeluhkan soal bantuan kedaruratan dari pemerintah yang tidak kunjung terwujud.
“Selama berbulan-bulan kami hanya menerima sebagian kecil dari $1 miliar yang telah disetujui Pemimpin Tertinggi dari dana pembangunan. Saya tidak tahu apakah mereka pergunakan dana itu untuk kepentingan yang lebih penting dari ini,” kata Namiki seperti dilansir The Guardian Kamis (24/9/2020).
Sejumlah wakil rakyat sudah menyeru agar dilakukan investigasi oleh parlemen terkait dugaan korupsi dana penanggulangan Covid-19.*