Hidayatullah.com–Hampir dua dari lima responden dalam jajak pendapat oleh Emir Research mengatakan bahwa negara Malaysia saat ini berada di jalur yang benar, naik dibandingkan akhir 2019.
Menurut riset bertajuk Pulse From the Ground: Emir Research Quarterly Poll for Third Quarter 2020 ― Part 1, 38 persen responden mengatakan negara mereka berada di jalur yang benar pada periode tersebut, bandingkan angkanya dengan 26 persen pada kuartal terakhir tahun lalu.
“Ketika pemerintahan berada di bawah kekuasaan Pakatan Harapan (PH), kita melihat penurunan 6 persen dalam pendapat responden yang meyakini arah masa depan negara berada di jalur yang benar, yaitu dari 26 persen di kuartal akhir 2019 menjadi 20 persen di awal kuartal pertama 2020,” kata Emir Research dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Malay Mail Selasa (3/11/2020).
Bandingkan dengan periode kuartal ketiga 2020 ketika pemerintahan Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin PM Muhyiddin Yasin sudah berkuasa selama 5 bulan, angkanya menjadi 38 persen.
Lembaga riset itu mengatakan, partisipan dari focus group discussions (FGDs)-nya pada bulan Juli secara konsisten menegaskan kembali keyakinan bahwa Malaysia bisa lebih buruk apabila Pakatan Harapan masih berkuasa.
“Banyak partisipan FDG yang mengutarakan perasaan bahwa negara ini lebih baik dan berada di tangan yang lebih berkemampuan dibandingkan sebelumnya,” kata Emir Research.
Pendapat positif dari responden itu terutama berkaitan dengan cara pemerintah PN menangani pandemi Covid-19 dan konsekuensinya, seperti penutupan perbatasan negara, pemberian paket bantuan yang antara lain berupa bantuan uang tunai, penundaan pembayaran cicilan kredit pinjaman, pengurangan harga sewa dan lainnya, kata Emir Research.
Responden yang mengatakan bahwa negara berada di jalur yang keliru atau salah juga berkurang. Di masa PN hanya 8 persen responden yang berpendapat demikian.
Padahal ketika Pakatan Harapan –yang dipimpin Mahathir Mohamad dan dimotori Anwar Ibrahim– masih berkuasa, responden yang mengatakan negara berada di jalur yang keliru mencapai 24 persen pada kuartal terakhir 2019 dan 25 persen pada kuartal pertama 2020.
Meskipun pandemi coronavirus melumpuhkan banyak kegiatan ekonomi, sebanyak 31 persen responden meyakini perekonomian negara Malaysia masih berdiri kokoh.
Ketika masa Pakatan Harapan berkuasa dan tidak ada pandemi, responden yang berpendapat demikian hanya 26 persen pada kuartal terakhir 2019 dan menyusut menjadi 19 persen pada kuartal pertama 2020, ketika Covid-19 sudah merambah ke Malaysia.
Menariknya, sejak awal 2020 warga di pedesaan lebih optimistis dalam menilai kondisi perekonomian negara dibandingkan orang di perkotaan. Warga pedesaan yang menilai perekonomian negara kuat sebesar 44 persen, sedangkan warga perkotaan yang berpendapat demikian hanya 26 persen.
Emir Research merupakan lembaga riset yang dipimpin oleh Datuk Rais Hussin, yang sekarang ditunjuk sebagai chairman di Malaysia Digital Economy Corporation.*