Hidayatullah.com–Penutupan Jaringan Media Al Jazeera tidak dibahas selama pembicaraan untuk menyelesaikan krisis antara Qatar dengan tetangganya di Teluk Arab dalam pertemuan Dewan Kerjasama Teluk (GCC), kata menteri luar negeri Qatar. Tuntutan penutupan Al Jazeera terus diserukan oleh empat negara pemblokir sejak pemboikotan pada tahun 2017.
Menyusul pemutusan hubungan pada tahun 2017, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Bahrain mengeluarkan daftar 13 poin tuntutan untuk mengakhiri blokade, termasuk penutupan Jaringan Media Al Jazeera Qatar.
Pada hari Selasa (05/01/2021), para pemimpin Teluk menandatangani perjanjian “solidaritas dan stabilitas” untuk mengakhiri keretakan diplomatik dengan Qatar pada pertemuan puncak di Arab Saudi. Setelah itu, menteri luar negeri Arab Saudi mengumumkan hubungan penuh akan dilanjutkan antara Qatar dan keempat negara.
Pada hari Rabu (06/01/2021), Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan kepada Al Jazeera bahwa masalah penutupan jaringan tidak diangkat selama pembicaraan.
“Masalah Al Jazeera tidak diangkat. Ini adalah institusi yang kami banggakan, profesional medianya dan kehadirannya di Qatar,” katanya. “Kami menjamin kebebasan berekspresi, dan masalah Al Jazeera harus ditangani secara positif dan konstruktif, ” tambahnya.
Sheikh Mohammed menambahkan bahwa Doha “menemukan keinginan dari pihak lain untuk menyelesaikan krisis”. Rekannya di UEA, Anwar Gargash, mengatakan tuntutan itu menjadi “titik negosiasi maksimalis” yang dirancang untuk memberikan tekanan pada Doha.
“Ini adalah sesuatu yang selalu kami katakan – bahwa 13 tuntutan, pada saat itu, dipertimbangkan, apa yang saya sebut, posisi negosiasi yang maksimal,” kata Gargash kepada CNN setelah penandatanganan deklarasi di Arab Saudi. “Saya pikir yang akan kita bahas hari ini adalah garis besar umum yang pada dasarnya mengatur hubungan antara negara bagian yang merupakan pihak dalam organisasi yang sama. Ini adalah apa yang saya sebut garis besar umum tentang bagaimana hubungan ini akan berlanjut dan saya pikir kami sangat puas dengan ini dan kami ingin membangunnya,” tambahnya.
Pada hari Selasa, Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani secara terpisah di KTT GCC dan meninjau hubungan bilateral antara dua negara “persaudaraan”, dan cara-cara menegakkan tindakan Teluk bersama, kantor berita negara Saudi melaporkan. Keduanya berpelukan di depan umum di bandara saat emir Qatar tiba untuk menghadiri puncak.
Menjelang KTT GCC, Kuwait mengumumkan bahwa Arab Saudi telah setuju untuk membuka perbatasan darat dan laut dengan Qatar. Pada hari Kamis (07/01/2021), Qatar Airways mengatakan pihaknya mulai mengubah rute beberapa penerbangan melalui wilayah udara Saudi.*