Hidayatullah.com—Kepolisian Italia menyelidiki kasus obat dan vaksin Covid-19 palsu setelah menanyai seorang pejabat daerah Veneto yang melapor menerima tawaran untuk membeli 27 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech di luar sistem prokuremen Uni Eropa.
Luca Zaia, gubernur Veneto dari Partai Liga, mengaku disodorkan tawaran itu oleh seorang makelar yang mengaku dapat menyuplai vaksin buatan Pfizer, Ruasia dan China, setelah dia mengeluhkan kelambanan kiriman vaksin coronavirus di Italia.
Pemerintah Italia memberlakukan sistem prokuremen vaksin terpusat guna mencegah masing-masing daerah dan pihak swasta jalan sendiri-sendiri.
Sejauh ini, negara itu sudah menyuntikkan 3,37 juta dosis vaksin Covid-19 dengan memprioritaskan tenaga kesehatan dan penghuni panti perawatan dan jompo.
Dilansir Associated Press, hari Jumat (19/2/2021) Zaia mengatakan bahwa kepala dinas kesehatan Veneto yang menangani tawaran-tawaran tersebut, Dr Luciano Flor, ditanyai oleh unit reserse kesehatan carabinieri.
Pihak carabinieri mengkonfirmasi bahwa personelnya sedang menyelidiki perihal tawaran pengadaan obat dan vaksin Covid-19 di luar kesepakatan dengan pemerintah pusat tersebut.
Carabinieri rutin melaporkan upaya dalam pemberantasan kejahatan bidang kesehatan. Hari Jumat, kepolisian militer Italia itu mengumumkan pemblokiran 4 website e-commerce, sehingga total 250 portal sudah dilumpuhkannya.
Polisi juga menyelidiki seorang pria Sicilia yang mengklaim sebagai perwakilan perusahaan farmasi AstraZeneca yang menawarkan pengadaan vaksin kepada pejabat di Umbria.
Menanggapi kasus tersebut, AstraZeneca unit Italia mengatakan saat ini tidak menawarkan vaksinnya lewat distributor swasta, kalaupun ada pihak swasta yang menawarkan maka kemungkinan vaksinnya palsu dan mengimbau agar segera melaporkannya ke pihak berwenang.*