Hidayatullah.com—Separuh dari sampel daging yang diuji oleh Dewan Kota Leicester, Inggris, menunjukkan adanya kandungan DNA hewan lain, atau terjadi pengoplosan dalam produk daging yang diteliti.
Hal tersebut diungkap dalam sebuah laporan hasil pengujian atas produk-produk daging yang dijual ke publik pada tahun 2013, lansir BBC (18/3/2014).
Pengujian itu dilakukan menyusul insiden tahun lalu, di mana burger yang diklaim sebagai burger daging kambing halal yang disuplai ke sekolah-sekolah di Leicester oleh sebuah perusahaan ternyata mengandung 50% daging babi.
Daging-daging yang diteliti itu ada yang mengandung daging babi atau daging kuda yang tidak disebutkan dalam kemasan.
Daging sapi, hewan yang dihormati oleh sebagian komunitas, juga ditemukan dioplos dalam sejumlah produk daging.
Pengujian dilakukan atas 105 sampel produk daging.
Sebanyak 47 sampel produk mengandung daging yang tidak sama seperti dinyatakan dalam kemasan, atau dicampur dengan daging lain yang tidak dijelaskan dalam pembungkusnya. Kontaminasi atau pengoplosan daging itu mencapai tingkat “kontaminasi besar.”
Contohnya, ada produk daging kari kambing yang ternyata dicampur daging sapi atau daging kalkun. Daging kambing giling yang diambil dari beberapa toko ternyata dicampur dengan daging sapi atau ayam. Sosis dan burger sapi, ternyata dicampur daging ayam. Kambing gulung dan samosa kambing, dicampur daging ayam dan sapi. Samosa ayam dicampur daging kambing saja dan samosa kambing dicampur daging ayam saja.
Sarah Russell, asisten walikota Leicester untuk urusan pelayanan publik mengatakan, hasil uji yang dilakukan ternyata mirip dengan apa yang terjadi di berbagai wilayah Inggris lain.
Dia menjelaskan, penelitian menunjukkan tidak ada bahaya kesehatan dalam produk-produk itu. Tetapi, pihaknya akan mendesak Food Standards Agency agar melakukan kampanye supaya semua pengusaha memahami dan melaksanakan peraturan tentang label produk yang dijual ke publik.
Sejauh ini Dewan Kota Leicester sudah mengeluarkan 15 peringatan kepada pengusaha setempat dan mengirimkan 10 referal kepada pemerintah wilayah lain di mana produk daging oplosan itu berasal.
Dua perusahaan sudah berhenti beroperasi sejak pengujian itu dilakukan.*