Hidayatullah.com — Komisi independen yang dibentuk oleh Gereja Katolik Prancis untuk menyelidiki pelecehan seksual oleh para pastor memperkirakan jumlah korban di bawah umur bisa mencapai “setidaknya 10.000,” lapor media Prancis pada Selasa.
Jean-Marc Sauve, yang memimpin Komisi Independen Pelecehan Seksual di Gereja (CIASE), dibentuk untuk menyelidiki klaim pelecehan seksual sejak 1950, dikutip Anadolu Agency mengatakan: “Ada kemungkinan angka ini setidaknya mencapai 10.000.”
Antara Juni dan Oktober 2019, komisi tersebut membuka saluran khusus bagi para saksi untuk menyampaikan kesaksian. Komisi ini mengumpulkan 3.652 kesaksian melalui telepon, 2.459 melalui email, dan 360 oleh layanan pos. Selain itu, 1.628 korban lainnya mengisi tanggapan melalui kuesioner.
Berdasarkan data ini, Sauve awalnya memperkirakan jumlah korban bisa sekitar 3.000 orang. “Seruan untuk memberikan kesaksian tentu saja tidak memperhitungkan totalitas dan mungkin saja angka ini mencapai setidaknya 10.000,” harian Le Figaro mengutip perkataannya.
Dia menambahkan bahwa tugas utama komisi adalah menganalisis pertanyaan: “Berapa persentase korban yang disentuh (pendeta)? Apakah 25%? 10%, 5% atau kurang?”
Komisi berencana untuk menyerahkan temuan laporan dan rekomendasinya pada akhir September.
Desas-desus dan rumor tentang pelecehan seksual dalam lingkungan gereja di seluruh dunia telah terdengar selama berpuluh tahun, Conference of Bishops of France (CEF) dan Conference of Religious Men and Women of France (CORREF) pada November 2018 berjanji membentuk komisi independen untuk menyelidikinya.
Konferensi kemudian menunjuk Sauve, mantan wakil presiden Dewan Negara, untuk “menjelaskan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di Gereja Katolik sejak 1950, untuk memahami alasan di mana kasus-kasus ini ditangani, dan untuk membuat rekomendasi, khususnya dengan mengevaluasi tindakan yang diambil sejak tahun 2000-an.”