Hidayatullah.com—New York City berencana untuk mengerahkan satu tim penyamaran polisi yang anggotanya semua keturunan Asia dan memperluas jangkauan ke masyarakat lewat lebih dari 200 bahasa untuk memerangi kejahatan kebencian terhadap orang-orang keturunan Asia, kata pihak berwenang hari Kamis (25/3/2021).
“Jika Anda akan melakukan kejahatan kebencian di New York City, kami akan menemukan Anda,” kata New York City Police Commissioner Dermot Shea seperti dilansir Reuters.
“Kami Tidak akan membiarkan siapapun dijadikan target karena warna kulitnya, agama yang dianutnya, kecenderungan seksualnya atau lainnya,” kata Shea.
Beberapa hari setelah terjadi serangan yang korbannya orang Amerika keturunan Asia di New York City, Shea mengatakan akan membentuk sebuah tim polisi berpakaian preman yang semuanya keturunan Asia.
Mulai akhir pekan ini, mereka akan berpatroli di kereta bawah tanah, toko-toko kebutuhan harian dan lokasi yang banyak terjadi insiden anti-Asia yang total sejauh tahun ini mencapai 26 kasus, termasuk 12 di antaranya berupa penyerangan dan 7 tersangka sudah ditangkap, kata pihak kepolisian.
Oleh karena kejahatan kebencian sering kali tidak dilaporkan, sekarang siapa saja bisa menghubungi nomor darurat 911 dan dapat mengutarakan satu kata dalam bahasa Inggris untuk memberi tahu bahasa ibunya – misal Mandarin – dan operator kepolisian akan membantu mengakses para penerjemah buang berbicara lebih dari 200 bahasa, kata pihak kepolisian.
Kejahatan kebencian terhadap orang Amerika keturunan Asia naik 149% pada tahun 2020 di 16 kota besar dibandingkan tahun 2019, menurut Center for the Study of Hate and Extremism. Bentuk kejahatannya antara lain penggorokan dengan pisau cutter, dibakar dan kekerasan verbal, menurut kesaksian yang disampaikan di Kongres AS perihal kekerasan anti-Asia bulan ini.
Insiden paling mematikan terjadi bulan ini, ketika aksi penembakan di Atlanta atas sejumlah tempat pijat dan spa menewaskan delapan orang, termasuk enam di antaranya wanita Asia. Seorang pria berusia 21 tahun kulit putih ditangkap dan dijerat beberapa dakwaan pembunuhan. Polisi masih menyelidiki kasus ini, yang konon motifnya tidak hanya anti-imigran tetapi juga misoginistik.*