Hidayatullah.com–Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, mengumumkan bahwa Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada Ahad (03/01/2015) malam, setelah demonstran menyerbu kedutaan besar Saudi di Teheran.
Al Jubeir Ahad malam (03/01/2015) mengatakan personil diplomatik Iran memiliki waktu 48 jam untuk meninggalkan negara itu dan seluruh personil diplomatik Arab Saudi di Iran diminta pulang.
Dalam keterangan pers, Adel al-Jubeir mengatakan pemerintahnya tidak akan membiarkan Iran “mengganggu keamanan dalam negeri” Saudi.
“Iran telah membagikan senjata dan menanam sel-sel teroris di kawasan, termasuk di Saudi … ada intervensi dan agresi negatif terhadap masalah-masalah Arab yang diikuti dengan kematian dan kerusakan,” kata Adel al-Jubeir dikutip BBC.
Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengecam serangan terhadap kantor kedutaan Saudi di negaranya namun ia juga menyalahkan pemerintah di Riyadh, yang ia katakan memicu kemarahan dengan mengeksekusi tokoh Syiah.
Sebelumnya, penganut Syiah menyeberbu Kedutaan Saudi di ibu kota Iran guna memprotes pelaksanaan hukuman mati terhadap tokoh Syiah terkemuka oleh pemerintah Saudi, Nimr al-Nimr, hari Sabtu (02/01/2015), yang dikatakan terlibat kasus terorisme.
Penyerangan dilakukan dengan melemparkan bom molotov yang menyebabkan api menyala di bagian dari bangunan kedutaan, demikian lansir Al Arabiya (02/1/2016) yang mengutip dari kantor berita Iran ISNA. [Baca: Penyerangan Terhadap Kedutaan Saudi di Iran Pasca Eksekusi Tokoh Syiah Saudi]
Dikabarkan bahwa sebagain demonstran berhasil memasuki bangunan kedutaan sebelum akhirnya para petugas keamanan menghalau mereka dan sejumlah demonstran juga ditahan oleh aparat.
Sebelumnya konsulat Saudi di kota Khurasan juga diserang oleh demonstran hingga menyebabkan api menyala di bagian bangunan.*