Hidayatullah.com—Belanda menghentikan penggunaan vaksin coronavirus buatan AstraZeneca untuk orang berusia di bawah 60 tahun.
Dilansir Reuters Jumat (2/4/2021), keputusan diambil menyusul laporan baru yang disampaikan Lareb, lembaga pemantau keselamatan obat-obatan di Belanda, dan diskusi dengan otoritas-otoritas kesehatan, menurut pernyataan yang dirilis Kementerian Kesehatan.
Lareb, yang melacak efek samping obat-obatan, sebelumnya pada hari Jumat mengatakan bahwa pihaknya menerima 5 laporan kasus thrombosis ekstensif dengan jumlah platelet rendah setelah dilakukan vaksinasi dengan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca. Satu individu dari lima kasus itu, yaitu seorang wanita, meninggal dunia karenanya. Lareb mengatakan masalah gangguan kesehatan tersebut terjadi antara 7 hingga 10 hari setelah penyuntikan vaksin.
“Mereka adalah wanita berusia antara 25 dan 65 tahun. Tiga pasien mengalami extensive pulmonary embolisms. Satu meninggal dunia dan satu lagi juga mengalami pendarahan di otak,” kata Lareb.
Sekitar 400.000 orang di Belanda sudah disuntik vaksin AstraZeneca pada periode itu dan laporan yang masuk “kelihatan sebanding dengan laporan-laporan di sejumlah negara Eropa lain,” kata Lareb.
Keputusan Belanda tersebut dibuat sehati setelah Jerman menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk orang di bawah usia 60 tahun dengan alasan serupa.
AstraZeneca mengatakan pihaknya sedang bekerja sama dengan otoritas Belanda untuk mengatasi masalah yang ada.
“Otoritas-otoritas di Inggris, Uni Eropa, World Health Organization sudah menyimpulkan bahwa manfaat penggunaan vaksin kami untuk melindungi orang dari virus mematikan ini secara signifikan mengalahkan risiko yang muncul di kalangan kelompok usia dewasa,” kata AstraZeneca membela vaksin buatannya.*