Hidayatullah.com—Hong Kong hari Jumat (9/4/2021) mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah meminta AstraZeneca untuk menghentikan pengiriman vaksinnya di tengah kekhawatiran akan efek samping dan keraguan akan efikasinya.
Regulator obat-obatan Eropa mengatakan pekan ini bahwa AstraZeneca bisa menyebabkan masalah penyumbatan darah pada sebagian orang penerimanya, sehingga memicu sejumlah negara membatasi vaksinasinya di kelompok umur tertentu.
Dilansir AFP, hari Jumat kepala kesehatan Hong Kong Sophia Chan mengatakan kota itu sudah meminta AstraZeneca tidak mengirimkan vaksin yang dijadwalkan dikirim kemudian tahun ini. Alasannya, Hong Kong menghindari adanya suplai yang terbuang (karena tidak dipakai) sementara dunia sedang mengalami kekurangan stok vaksin.
Kota bisnis itu sudah memesan suplai vaksin untuk 7,5 juta penduduknya.
Hong Kong sudah menandatangani kesepakatan pembelian masing-masing 7,5 juta dosis vaksin buatan BioNTech/Pfizer dan Sinovac, yang keduanya sudah mulai melakukan pengiriman.
Chan mengatakan Hong Kong juga berminat untuk membeli vaksin lain yang lebih kuat untuk melawan coronavirus varian baru.
Awal pekan ini David Hui, seorang pakar kesehatan publik dan penasihat pemerintah, mengimbau Hong Kong untuk mengganti vaksin buatan AstraZeneca dengan vaksin dosis tunggal buatan Johnson & Johnson.
Sejauh ini baru 529.000 orang di Hing Kong yang sudah disuntik dosis pertama.*