Hidayatullah.com — Lembaga pendidikan tertinggi Islam Sunni, Al-Azhar, mengecam kelompok Syiah Houthi yang melarang shalat Tarawih di wilayah yang dikuasai pemberontak tersebut.
Dilansir Anadolu pada Minggu (02/05/2021), dalam pernyataannya, Al-Azhar mengatakan tindakan Syiah Houthi yang melarang shalat Tarawih “bertentangan dengan prinsip-prinsip agama dan konvensi internasional yang menyerukan penghormatan kebebasan berkeyakinan dan perlindungan tempat ibadah.”
Pada hari Sabtu, Kementerian Wakaf Yaman, menuduh pemberontak Houthi melarang shalat Tarawih di daerah pedesaan di bawah kendali pemberontak.
Menanggapi kecaman Al-Azhar, pemimpin pemberontak Houthi Mohammad Ali Al-Houthi mengkritik kecaman terhadapnya dan menyebut shalat Tarawih sebagai “bid’ah”.
Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Syiah Houthi yang didukung Iran menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa.
Sebuah koalisi yang dipimpin Saudi yang bertujuan untuk memulihkan pemerintah Yaman telah memperburuk situasi, menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dengan hampir 80% atau sekitar 30 juta rakyatnya membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan dan lebih dari 13 juta orang dalam bahaya. kelaparan sampai mati.*